Studi Baru Tunjukkan Plasma Konvalesen Bisa Berikan Manfaat untuk Pasien Covid-19 di Rumah Sakit

- 25 November 2020, 19:10 WIB
Ilustrasi Covid-19.*
Ilustrasi Covid-19.* /PIXABAY/Pete Linforth/

PR PANGANDARAN - Menggunakan plasma darah dari para penyintas Covid-19 untuk merawat pasien dengan pneumonia parah yang disebabkan oleh virus corona baru menunjukkan sedikit manfaat, menurut data yang dirilis pada Selasa dari uji klinis di Argentina.

Terapi yang dikenal sebagai plasma penyembuhan, yang memberikan antibodi dari korban Covid-19 kepada orang yang terinfeksi, tidak secara signifikan meningkatkan status kesehatan pasien atau mengurangi risiko kematian akibat penyakit lebih baik daripada plasebo, studi yang diterbitkan dalam The New England Journal Obat ditemukan.

Meskipun bukti kemanjurannya terbatas, plasma pemulihan, yang oleh Presiden AS Donald Trump disebut-sebut pada bulan Agustus sebagai "terobosan bersejarah", telah sering diberikan kepada pasien di Amerika Serikat.

Baca Juga: Tolak Kebijakan Luar Negeri ala Trump, Biden akan Pulihkan Pengaruh AS ke Tatanan Tertinggi Dunia

Pada bulan Oktober, sebuah penelitian kecil dari India menunjukkan plasma pemulihan gejala pada pasien Covid-19, seperti sesak napas dan kelelahan, tetapi tidak mengurangi risiko kematian atau berkembang menjadi penyakit parah setelah 28 hari.

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters, studi baru di Argentina melibatkan 333 pasien rawat inap dengan pneumonia Covid-19 parah yang secara acak ditugaskan untuk menerima plasma penyembuhan atau plasebo.

Setelah 30 hari, peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada gejala atau kesehatan pasien. Angka kematian hampir sama pada 11% pada kelompok plasma yang sembuh dan 11,4% pada kelompok plasebo, perbedaan yang tidak dianggap signifikan secara statistik.

Baca Juga: MPR Dukung Pemerintah Berdialog dengan Habib Rizieq, HNW: Saatnya Pemerintah Mengambil Inisiatif

Ada kemungkinan plasma sembuh dapat membantu pasien Covid-19 yang tidak terlalu sakit, kata pemimpin studi Dr. Ventura Simonovich dari Rumah Sakit Italiano de Buenos Aires, tetapi lebih banyak penelitian diperlukan dan pasokan pengobatan tidak dapat diskalakan.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x