Ketegangan Kembali Mencuat, Ternyata ini 'Benang Merah' Konflik antara Tiongkok dan Australia

- 2 Desember 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi bendera Tiongkok dan Australia.*
Ilustrasi bendera Tiongkok dan Australia.* //PIXABAY/Chickenonline

Baca Juga: Tak Ada yang Menduga, Ternyata Ini 4 Pesona Vicky Prasetyo yang Bikin Kalina Ocktaranny Jatuh Hati

Kemudian pada November, negara itu memberlakukan tarif senilai 200 persen pada anggur Australia dan diperkirakan akan memblokir impor lebih lanjut, termasuk gula, lobster, batu bara, dan bijih tembaga.

Dengan Tiongkok menyumbang sekitar 35 persen dari total perdagangan Australia, beberapa ahli khawatir perang perdagangan habis-habisan dapat merugikan 6 persen terakhir dari PDB-nya.

Sebaliknya, Australia menyumbang kurang dari 4 persen dari perdagangan Tiongkok.

"Australia bermain di atas kepalanya dengan mencoba menekan Tiongkok secara politik ketika ekonominya bergantung pada Tiongkok," kata Einar Tangen, seorang analis dan penasihat ekonomi untuk pemerintah Tiongkok yang berbasis di Beijing.

Baca Juga: Anies Baswedan dan Riza Patria Jalani Isolasi Usai Positif Covid-19, Bagaimana dengan Jakarta?

Jurnalis juga terjebak dalam pertengkaran itu. Pada bulan Juni, intelijen dan polisi Australia menggerebek rumah empat jurnalis Tiongkok atas dugaan kampanye pengaruh.

Sementara pihak berwenang di Tiongkok menanyai dua jurnalis Australia dalam penyelidikan keamanan nasional pada bulan September, mendorong mereka untuk meninggalkan negara itu.

Menurut seorang analis Australia,Henry Storey mengatakan jika Australia ingin menyelesaikan perselisihan tersebut,mungkin perlu meminta maaf karena menyerukan penyelidikan Covid-19, menjauhkan diri dari Quad dan berjanji untuk menghormati kepentingan inti Tiongkok.

Baca Juga: Kerap Terjadi Konflik, Papua Barat Umumkan Gerakan Merdeka Pisahkan Diri dan Tunjuk Presiden

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah