Network
PR PANGANDARAN – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tetap tak ingin mengakui kekalahannya dari Joe Biden pada pemilihan Presiden 2020.
Dia kerap kali menyebar klaim kecurangan yang terjadi seperti adanya pemilih yang tak memenuhi syarat, surat suaranya yang terbakar, dan yang lainnya tapi semua klaimnya itu tanpa disertai dengan bukti.
Baru-baru ini melalui video yang merekam dirinya sedang berpidato di Gedung Putih, dia menyarankan pemilihan ulang dan meminta Mahkamah Agung membatalkan hasil sebelumnya.
Baca Juga: Teddy Kembali Ungkit Harta Gono Gini Peninggalan Mendiang Lina, Sule Meradang: Bukan Urusan Saya
Video berdurasi 46 menit yang diunggah di Facebook itu meminta pemilihan ulang jika Mahkamah Agung ingin melakukan sesuatu yang benar untuk AS.
Sambil memegang grafik penyebaran pemungutan suara, Trump mengatakan jika di negara bagian banyak suara ilegal diberikan pada Biden.
“Jika demikian, hasil di negara bagian harus dibatalkan,” ucapnya dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Independent.
Baca Juga: Kerap Dijodohkan Netizen, Pakar Ekspresi Bongkar 'Perasaan' Ariel Noah kepada BCL saat di Panggung
Pidato yang disampaikan Trump diberikan sehari setelah Jaksa Agung Bill Barr mengatakan jika Departemen Kehakiman dan Biro Investigasi Federal mengklaim jika pemilihan tidak ada kecurangan dan hasil pemilihan tidak bisa diubah.
Trump menambahkan dia bersedia kalah dalam pemilihan Presiden jika hanya dia kalah atas pemilihan yang adil dan jujur.
Sepanjang video tersebut dia menyebar kecurangan terkait pemilihan mulai dari pemungutan suara orang yang sudah meninggal, sistem pemungutan yang tak aman, hingga korupsi.
Baca Juga: Merasa Diinjak-injak, Akun Lambe Turah dan Mantan Istri 'Diancam' Bakal Dipolisikan Vicky Prasetyo
Dia mengatakan jika semua orang sudah tahu pemilihan banyak kecurangan kecuali untuk media dan pengadilan yang menolak gugatannya.
“Kami sudah punya buktinya dan itu sangat jelas. Tapi orang-orang media dan hakim menolak menerimanya. Mereka tahu kebenarannya. Mereka tahu siapa yang memenangkan pemilihan tetapi mereka menolak untuk mengatakan yang sebenarnya,” pungkas Trump.***
Artikel Rekomendasi