Perlombaan putaran kedua akan memutuskan partai mana yang mengendalikan Senat AS, dan Trump melanjutkan ketakutannya tentang saingannya, Demokrat.
"Para pemilih Georgia akan menentukan partai mana yang menjalankan setiap komite, menulis setiap undang-undang, mengontrol setiap dolar pembayar pajak.
"Sederhananya, Anda akan memutuskan apakah anak-anak Anda akan tumbuh di negara sosialis atau apakah mereka akan tumbuh di negara bebas," ujarnya.
Baca Juga: Korupsi Dana Bansos Covid-19 di Tengah Krisis, Mensos Juliari Batubara Rugikan Negara Rp14,5 M
Ada kekhawatiran dari beberapa Partai Republik tentang apakah klaim penipuan Trump yang terus berlanjut akan menurunkan jumlah pemilih di antara Partai Republik dalam pemilihan yang akan datang, membuatnya tampak seperti pertaruhan.
Sementara itu, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia, Trump menjelaskan bahwa dia tidak siap untuk mengakui Biden atau menyerah pada klaim penipuan yang tidak berdasar yang ditolak oleh pengadilan yang panjang.
Biden memenangkan Georgia dengan hanya di bawah 12.000 suara, menjadi kandidat presiden Demokrat pertama sejak Bill Clinton pada tahun 1992 yang memenangkan kubu Republik.***
Artikel Rekomendasi