Dokumen Rahasia Covid-19 Tiongkok Bocor, Sejumlah Fakta yang Selama Ini Disembunyikan Dibongkar

- 8 Desember 2020, 17:35 WIB
Ilustrasi Laboratorium virus corona
Ilustrasi Laboratorium virus corona /

PR PANGANDARAN – Tiongkok disebutkan sebagai negara pertama yang menyebarkan pandemi Covid-19 yang bermula dari kota Wuhan.

Namun, saat ini Wuhan dilaporkan sudah terbebas dari virus mematikan ini bahkan untuk merayakannya, mereka membuat pesta di kolam renang.

Dibalik kesuksesan mereka melawan Covid-19, ada fakta mengejutkan jika Tiongkok tidak melaporkan kasus yang ada sepenuhnya.

Baca Juga: Terkenal Gegara Mirip Raffi Ahmad, Food Vlogger Review Jujur Bakso Ikan Milik Dimas Ahmad: Wow...

Hal ini diketahui setelah dokumen Tiongkok bocor, di mana di sana disebutkan jika lebih dari setengah kasus Covid-19 mereka sembunyikan, salah satu alasannya karena kegagalan mendiagnosis kasus pada tahap awal pandemi.

Dokumen sebanyak 117 halaman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hubei menunjukkan jika Partai Komunis Tiongkok telah banyak menyembunyikan informasi penting saat dunia berjuang untuk menahan penyebaran virus.

Pada 10 Februari, Tiongkok secara terbuka melaporkan 2.478 kasus baru yang dikonfirmasi sementara dokumentasi pribadi sebanyak 5.918 kasus baru, ada perbedaan 139 persen antara yang dipublikasikan dengan kenyataan.

Baca Juga: Lakukan Aksi Nyeleneh 'Perlihatkan Kemaluan' di Perpustakaan, Mahasiswa Ini Dikeluarkan dari Kampus

Pada 17 Februari, Tiongkok secara terbuka melaporkan kematian baru di provinsi Hubei, tempat pandemi berasal yaitu dari Wuhan, sebanyak 93 kasus sementara dokumentasi pribadi sebanyak 196 kasus, ada perbedaan lebih dari dua kali lipat.

Pada 7 Maret, Tiongkok secara terbuka melaporkan total kematian di Hubei sebanyak 2.986 kasus sementara dokumentasi pribadi sebanyak 3.456 kasus.

Dokumen yang bocor tersebut juga memberikan gambaran terkait sistem perawatan kesehatan terhadap pandemi antara Oktober 2019 dan April 2020.

Baca Juga: Penghargaan MAMA 2020 Ramai Dikecam, Panitia 'Sungguh Tega' Menyuruh Artis Menunggu di Tempat Parkir

Baru-baru ini mendekati puncak pandemi, pihak berwenang Tiongkok membutuhkan waktu rata-rata 23,3 hari sejak timbulnya gejala hingga dikonfirmasi positif.

Berdasarkan hasil audit, mereka tidak efektif saat mendeteksi Covid-19, selain itu kurangnya alat pelindung diri memaksa tim medis membuat virus tidak aktif sebelum pengujian.

“Pengujian retrospektif pada sampel awal menemukan bahwa sampel yang menunjukkan pengujian SARS negatif sebagian besar positif untuk virus corona baru,” tulis dokumen tersebut.

Baca Juga: Ini 5 Alasan Rizky Billar dan Lesty Kejora Bersatu, Pernikahan Dinda Hauw hingga Acara Talk Show

Dokumen tersebut juga menunjukkan wabah influenza yang dirahasiakan sejak Desember 2019 di provinsi Hubei, yang mana lebih parah di Yichang dan Xianning daripada di Wuhan.

Data itu menunjukkan peningkatan 2.059 persen selama 2018 yang belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Komisi Kesehatan Nasional, dan Komisi Kesehatan Hubei tidak menanggapi temuan dokumen tersebut saat dihubungi oleh media.

Baca Juga: Segera Digelar, Pernikahan Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman Bakal Terapkan Prokes Ketat Covid-19

“Jelas mereka melakukan kesalahan dan bukan hanya kesalahan terkait virus baru tapi juga kesalahan birokrasi dan bermotif politik dari cara mereka menanganinya,” ucap Yanzhong Huang, seorang senior kesehatan global di Council on Foreign Relations.

“Ini memiliki konsekuensi global. Anda tidak pernah dapat menjamin transparansi 100 persen. Ini bukan hanya tentang sengaja disembunyikan. Anda juga dibatasi oleh teknologi dan masalah virus baru,” pungkasnya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Independent


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x