Diprediksi Merusak Upaya Pyongyang 'Memeras' Joe Biden, Menlu Korea Utara Tiba-tiba Menghilang

- 19 Desember 2020, 15:31 WIB
Ilustri bendera Korea Utara. Sebagian penduduk Korea Utara nyaris kelaparan setelah isolasi wilayah diterapkan dengan sangat ketat
Ilustri bendera Korea Utara. Sebagian penduduk Korea Utara nyaris kelaparan setelah isolasi wilayah diterapkan dengan sangat ketat /PIXABAY/David Peterson/

PR PANGANDARAN - Menteri Luar Negeri (menlu) Korea Utara tiba-tiba menghilang dari pandangan publik, di tengah laporan bahwa Kim Jong Un berencana untuk menggantinya dengan negosiator yang lebih cekatan, saat Pyongyang bersiap menghadapi pemerintahan baru Amerika Serikat (AS).

Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon tidak terlihat di depan umum sejak Agustus, Chosun Ilbo dari Korea Selatan surat kabar melaporkan.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengutip para pejabat di Seoul yang mengatakan mereka terus "mengawasi" perkembangan jika memang ini adalah guncangan yang diprediksi.

Baca Juga: Selfie di Pantai dengan Orang Asing Tak Pakai Masker, Presiden Chili Langsung Didenda Rp49,4 Juta

Ri mengambil alih peran tersebut pada bulan Januari, disebut-sebut sebagai garis keras dengan pandangan konservatif tentang keterlibatan dengan Korea Selatan dan AS.

Dia menggantikan Ri Yong Ho, seorang negosiator veteran yang fasih berbahasa Inggris yang memiliki pengalaman puluhan tahun bekerja dengan rekan-rekannya di Amerika.

Penunjukan Ri dipandang sebagai sinyal bahwa Pyongyang akan mengadopsi kebijakan yang kurang kooperatif terhadap Seoul dan Washington, DC di tengah kekecewaan atas janji besar yang dibuat oleh Presiden Donald Trump dan Kim di KTT Singapura mereka tidak membuahkan hasil.

Baca Juga: KABAR BAIK! BST Rp 300 Ribu dari Kemensos Segera Cair Bulan Desember, Simak Cara Pencairannya

Tetapi dengan Trump meninggalkan Gedung Putih, rezim di Pyongyang — dan di ibu kota saingan Amerika di seluruh dunia — mengalihkan perhatiannya ke Presiden Terpilih Joe Biden dan bagaimana timnya akan mendekati masalah sanksi dan senjata nuklir yang sulit diselesaikan di negara tersebut.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Newsweek


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x