Dialnsir dari Al Jazeera jam malam, yang pertama di Belanda sejak Perang Dunia II, diberlakukan setelah National Institute for Health (RIVM) memperingatkan gelombang baru kasus karena 'varian Inggris' Covid-19, meskipun sejumlah infeksi baru di Belanda telah menurun selama berminggu-minggu.
Sekitar 4.129 kasus baru dilaporkan pada hari Senin, jumlah terendah sejak 1 Desember. Pelanggar jam malam pukul 9 malam waktu setempat hingga 4:30 waktu setempat, yang akan tetap berlaku hingga setidaknya 10 Februari, akan menghadapi denda 95 euro (setara dengan Rp1,6 juta).
Ada sejumlah pengecualian termasuk bagi orang yang harus bekerja, menghadiri pemakaman atau mengajak anjing jalan-jalan, asalkan mereka menunjukkan sertifikat.
Belanda sudah berada di bawah tindakan terberatnya sejak dimulainya pandemi, dengan bar dan restoran tutup pada bulan Oktober, dan sekolah serta toko yang tidak penting tutup sejak Desember.
Gambar yang diposting di media sosial pada hari Senin menunjukkan perusuh menjarah sebuah toko di Den Bosch dan seorang fotografer pers dipukul di kepala di Haarlem, setelah massa yang marah mengejarnya dan melemparkan batu ke arahnya.
Baca Juga: Jelang Imlek 2021 Intip 5 Pemilik Shio Paling Beruntung, Nomor 3 Dapat Uang Tunai
Kepala Serikat Polisi Koen Simmers pada hari Senin mengatakan kepada penyiar publik NOS bahwa polisi siap jika kerusuhan berlanjut.
"Saya harap ini hanya sekali, tapi saya khawatir ini bisa menjadi pertanda untuk hari-hari dan minggu-minggu mendatang," kata Simmers.
Beberapa politisi sayap kanan, termasuk Geert Wilders, telah meminta pemerintah mengirimkan tentara untuk memadamkan kerusuhan. Namun, tidak ada indikasi bahwa kabinet Rutte sedang mempertimbangkan penempatan militer.***
Artikel Rekomendasi