Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint Ditangkap, Situasi Politik Myanmar Kian Memanas

- 1 Februari 2021, 11:55 WIB
Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi /Instagram @aungsansuukyi9

Baca Juga: Darrell Semien, Pria yang Jasadnya Ditolak Pemakaman Hanya karena Merupakan Orang Kulit Hitam

"Militer harus menghormati keinginan rakyat dan mengizinkan parlemen untuk melanjutkan," tambahnya.

Santiago mendesak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, di mana Myanmar menjadi anggotanya, untuk segera menggunakan semua kekuatan diplomatiknya untuk meredakan situasi dan memungkinkan demokrasi menang.

Di tengah ketidakpastian, orang-orang di Yangon, kota dan ibu kota komersial terbesar di negara itu, mulai mengibarkan bendera merah NLD dari balkon mereka sebagai solidaritas dengan partai yang berkuasa, sementara spanduk juga dipasang di jalan-jalan yang menyatakan dukungan untuk pemerintah terpilih.

Baca Juga: Agnes Mo Kepergok Mampir ke Apartemen Ariel Noah, Netizen Khawatir: Semoga Tidak Ada Video Panas!

“Ini pada saat kritis,” kata Damien Kingsbury, seorang ahli Myanmar di Deakin University di Australia.

“Ini bisa merupakan akhir dari keterlibatan militer dalam politik Myanmar atau kudeta. Tidak ada jalan tengah dalam hal ini. Ini adalah waktu krisis," tambahnya.

Minggu terakhir juga diwarnai dengan protes tandingan untuk mendukung NLD dan militer.
Myanmar, yang pernah menjadi koloni Inggris, dipimpin oleh militer selama beberapa dekade sebelum memulai transisi ke demokrasi pada tahun 2008.

Baca Juga: Al Ghazali Prediksi Dul Bakal Nikah Duluan, Maia Estianty: Upetinya Rumah, Emas dan Berlian

Aung San Suu Kyi adalah satu-satunya putri pahlawan kemerdekaan nasional Aung San, dan menghabiskan bertahun-tahun di bawah tahanan rumah selama rezim militer.***

Halaman:

Editor: Imas Solihah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah