Setelah Kudeta Militer, Kini Giliran Polisi Myanmar Ajukan Tuntutan Terhadap Aung San Suu Kyi

- 3 Februari 2021, 19:21 WIB
Aung San Suu Kyi dan sejumlah politisi National League for Democracy (NLD), termasuk Presiden Win Myint ditangkap pada Senin, 1 Februari 2021.
Aung San Suu Kyi dan sejumlah politisi National League for Democracy (NLD), termasuk Presiden Win Myint ditangkap pada Senin, 1 Februari 2021. /Instagram.com/@aungsansuukyi

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia, sebuah dokumen terpisah menunjukkan polisi mengajukan tuntutan terhadap Presiden Win Myint yang digulingkan atas pelanggaran di bawah Undang-Undang Manajemen Bencana.

Dokumen tersebut mengatakan Win Myint, istri dan putrinya telah mengambil bagian dalam acara kampanye pada bulan September yang menarik ratusan orang - tindakan yang melanggar batasan Covid-19.

Baca Juga: Gagal Gelar Pernikahan di GBK Gegara Covid-19, Atta Halilintar: Paling Nggak Diadain di Stadion

Reuters tidak dapat segera menghubungi polisi, pemerintah atau pengadilan untuk dimintai komentar.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi mengatakan sebelumnya dalam sebuah pernyataan bahwa kantornya telah digerebek di beberapa daerah dan mendesak pihak berwenang untuk menghentikan tindakan yang disebut tindakan melanggar hukum setelah menang dalam pemilihan 8 November.

"Kami mendapat informasi yang dapat dipercaya bahwa pengadilan Dakhinathiri telah memberikan penahanan 14 hari dari 1 Februari hingga 15 Februari terhadap Daw Aung San Suu Kyi dengan tuduhan melanggar undang-undang impor / ekspor," tulis Kyi Toe, petugas pers NLD, di lamannya. halaman Facebook resmi.

Baca Juga: Rachel Vennya Gugat Cerai Niko, Kiky Saputri Singgung Soal Kebiasaan Pria Selingkuh: Serius Nanya...

Aung San Suu Kyi dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa ditahan dalam serangan pagi hari Senin.

Panglima Angkatan Darat Min Aung Hlaing merebut kekuasaan atas dasar kecurangan dalam pemilihan 8 November, yang dimenangkan NLD secara telak. Komisi pemilihan mengatakan pemungutan suara itu adil.

Min Aung Hlaing mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala kabinet baru yang ditumpuk dengan mantan jenderal dan jenderal saat ini, membenarkan kudeta sebagai akibat "tak terhindarkan" dari kegagalan para pemimpin sipil untuk memperhatikan peringatan penipuan tentara.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah