PR PANGANDARAN - Amerika Serikat (AS) 'khawatir' tentang laporan bahwa pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi ditahan dalam serangan militer, menurut keterangan Gedung Putih Minggu, 31 Januari 2021.
Presiden Biden telah diberitahu tentang perkembangan di Myanmar, yang tampaknya menjadi bagian dari upaya militer untuk merebut kekuasaan.
"AS khawatir dengan laporan bahwa militer Burma (nama lain Myanmar) telah mengambil langkah-langkah untuk merusak transisi demokrasi negara itu," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari New York Post.
Baca Juga: Nama Meghan Markle dalam Akta Lahir Archie Harrison Dihapus, Pihak Istana Diam Tidak Berkomentar
"Kami terus menegaskan dukungan kuat kami untuk lembaga-lembaga demokrasi Burma dan mendesak militer dan semua pihak lainnya untuk mematuhi norma-norma demokrasi dan supremasi hukum, dan untuk membebaskan mereka yang ditahan hari ini," katanya.
"Kami memantau situasi dengan cermat dan berdiri bersama orang-orang Burma, yang telah mengalami begitu banyak kesulitan dalam pencarian mereka untuk demokrasi dan perdamaian," tambahnya.
Penangkapan yang dilaporkan terhadap Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan anggota senior lainnya dari partai yang berkuasa dalam penggerebekan Senin pagi terjadi setelah hari-hari ketegangan yang meningkat antara pemerintah sipil dan militer.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Suu Kyi, yang berkuasa pada 2015, setelah perjuangan selama puluhan tahun melawan kekuasaan militer.
Artikel Rekomendasi