800 Kali Ditolak Perusahaan, Pemuda S2 Lulusan Jerman Ini Pantang Menyerah Meski Bukan Penduduk Asli

- 5 Februari 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi pencari kerja
Ilustrasi pencari kerja /mohamed-hassan/pixabay/

Baca Juga: Update Tim WHO Penyelidik Covid-19 di Wuhan, Klaim Goa Kelelawar Perlu Dijelajahi untuk Cari Asal-Usul Pandemi

Tidak hanya itu, di masa pandemi Covid-19 yang memberlakukan lockdown di negara tersebut, memilih untuk menerima penduduk asli Jerman karena kesamaannya.

"Di masa yang tidak aman seperti ini, orang cenderung memilih sesuatu yang menurut mereka aman dengan mengandalkan keterampilan bahasa, ciri budaya, dan pemahaman yang mumpuni," ujar lulusan Universitas RWTH Aachen lainnya.

Selain itu, mempekerjakan ribuan karyawan yang di-PHK di ribuan perusahaan Jerman berarti lulusan asing seperti Abdul Kader Tizini akan menghadapi persaingan ketat dengan lulusan asli dan profesional yang menganggur.

Baca Juga: Berbahaya, Logam Berat Beracun Penyebab Kerusakan Saraf Ditemukan di Makanan Bayi

Tidak seperti warga negara Jerman dan Uni Eropa, yang berhak atas tunjangan pengangguran dan bantuan akibat Covid-19, banyak lulusan asing yang tidak memenuhi syarat.

Sementara itu, keputusannya dan ratusan ribu siswa internasional tertarik belajar di Jerman dalam dekade terakhir karena didorong oleh sistem pendidikan tinggi yang bereputasi namun hampir gratis serta prospek kerja pasca-kelulusan yang bagus.

Saat ini, jumlah siswa internasional di Jerman meningkat hingga sekitar 70% antara 2009 dan 2019, berdasarkan data dari Kantor Statistik Federal. ***

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah