Kecam Kudeta Militer, Protes Terbesar Pecah di Myanmar Tuntut Pembebasan Aung San Suu Kyi

- 8 Februari 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi aksi unjuk rasa pascakudeta di Myanmar.
Ilustrasi aksi unjuk rasa pascakudeta di Myanmar. /Reuters/SHWE PAW MYA TIN

Para pengunjuk rasa memberi hormat dengan tiga jari yang telah menjadi simbol protes terhadap kudeta. Pengemudi membunyikan klakson dan penumpang mengangkat foto Suu Kyi.

“Kami tidak ingin kediktatoran untuk generasi berikutnya. Kami tidak akan menyelesaikan revolusi ini sampai kami membuat sejarah. Kami akan berjuang sampai akhir,” kata Thaw Zin, 21 tahun.

Baca Juga: Ambil Sikap 'Terakhir' pada Kesepakatan Nuklir, Iran Sebut AS Harus Cabut Sanksi Sebelum Teheran Kembali

Tidak ada komentar dari junta di ibu kota Naypyidaw, lebih dari 350 km (220 mil) utara Yangon. Berita MRTV yang dikelola pemerintah melaporkan tentang perwira militer mengunjungi rumah sakit dan berencana untuk membuka kembali pagoda, tetapi tidak tentang protes.

Catatan internal untuk staf PBB memperkirakan bahwa 1.000 orang bergabung dalam protes di Naypyidaw sementara di Yangon saja ada 60.000 orang. Protes dilaporkan terjadi di kota kedua Mandalay dan banyak kota serta desa di negara berpenduduk 53 juta orang yang membentang dari pulau-pulau di Samudra Hindia hingga pinggiran Himalaya.

Para pengunjuk rasa Yangon bubar setelah gelap, mengatakan mereka akan kembali jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Baca Juga: Cek Fakta: Ijazah Jokowi Diklaim Palsu, Sri Sultan Hamengkubuwono X Akan Klarifikasi ke UGM, Ini Faktanya

Demonstrasi sebagian besar berlangsung damai, tidak seperti penumpasan berdarah pada tahun 1998 dan 2007.

Namun tembakan terdengar di kota tenggara Myawaddy ketika polisi berseragam dengan senjata menuduh sekelompok sekitar 200 pengunjuk rasa, video langsung menunjukkan.

Gambar pengunjuk rasa setelah itu menunjukkan apa yang tampak seperti luka peluru karet.***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah