Korea Utara Kembangkan Program Senjata Nuklir dari Dana Hasil Curian Senilai Rp4,2 Triliun

- 9 Februari 2021, 17:40 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. /KCNA via Reuters/

Namun, negara anggota tak dikenal mengatakan kepada pengawas PBB bahwa masih ada personel di lokasi tersebut, menunjukkan bahwa situs itu belum ditinggalkan.

Baca Juga: Terlalu Nekat! TikTokers Ini Oleskan Lem Gorilla pada Rambutnya hingga Sakit Kepala

Menurut negara tak dikenal, Korea Utara dan Iran telah melanjutkan kerja sama dalam proyek pengembangan rudal jarak jauh, termasuk pemindahan bagian penting, kata pengawas. Pengiriman terbaru dilakukan tahun lalu.

Dalam surat 21 Desember kepada pemantau sanksi PBB, yang dilampirkan dalam laporan tersebut.

"Tinjauan awal informasi yang diberikan kepada kami oleh (para ahli) menunjukkan bahwa informasi palsu dan data palsu mungkin telah digunakan di investigasi dan analisis," kata Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi.

Baca Juga: Rhoma Irama Minta Maaf ke Rakyat Usai Ridho Rhoma Ditangkap: Saya Telepon, Dia Malah Nangis-nangis

Korea Utara telah dikenai sanksi PBB sejak 2006. Tindakan tersebut telah diperkuat oleh 15 anggota Dewan Keamanan selama bertahun-tahun dalam upaya untuk memotong pendanaan untuk program rudal nuklir dan balistik Pyongyang. Laporan pengawas untuk membantu memastikan kepatuhan.

Pemantau PBB menilai bahwa pada tahun 2020 peretas yang terkait dengan Korea Utara terus melakukan operasi terhadap lembaga keuangan dan lembaga pertukaran mata uang virtual untuk menghasilkan pendapatan guna mendukung program nuklir dan misilnya.

"Menurut salah satu negara anggota, total pencurian aset virtual DPRK, dari 2019 hingga November 2020, bernilai sekitar $ 316,4 juta," kata laporan itu.

Baca Juga: Saat Terpuruk Gisel Tetap Bersyukur Memuji Kebesaran Hati Wijin dan Gading Marten

Halaman:

Editor: Imas Solihah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x