Kondisi itu mendorong Erdogan mengasingkan diri dari pengaruh pemerintah Barat. Pihak yang kemudian menunggu untuk mengisi kekosongan adalah Tiongkok yang mulai meminjamkan dan menginvestasikan dana miliaran di Turki.
Sejak itu, ikatan kedua negara, terutama dalam hal ekonomi makin menguat. Tiongkok juga mulai meminta ekstradisi lebih banyak warga Uighur dari Turki.
Muslim Uighur khawatir dengan RUU Ekstradisi itu. Mereka mengatakan bila telah menjadi undang-undang, kebijakan itu bisa membawa mimpi buruk yang mengancam jiwa mereka.
Mereka bisa dideportasi kembali ke Tiongkok, negara di mana mereka berusaha melarikan diri menghindar dari kekejian penahanan massal.
Pasalnya, lebih dari satu juta Muslim Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya diseret ke penjara dan kamp penahanan di Tiongkok.
Otoritas Tiongkok menyebutnya sebagai tindakan anti-terorisme. Namun, Amerika Serikat menyatakan bila tindakun itu termasuk genosida.***
Artikel Rekomendasi