Kesampingkan Perpecahan, Kelompok Etnis Myanmar Bersatu Lawan Kudeta Militer: Ini Pertarungan

- 12 Februari 2021, 14:30 WIB
Para pengunjuk rasa berbaris untuk menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Aksi tersebut akan terus berlanjut
Para pengunjuk rasa berbaris untuk menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Aksi tersebut akan terus berlanjut /Reuters TV/REUTERS/

PR PANGANDARAN - Di antara ratusan ribu orang yang turun ke jalan di Myanmar terdapat mayoritas Buddha serta Kristen, Muslim dan Hindu, dan puluhan kelompok etnis yang berbeda bersatu untuk melawan kudeta militer.

Organisasi bersenjata etnis utama - yang pasukan pemberontaknya menguasai sebagian besar negara - juga mendukung gerakan pembangkangan sipil yang berkembang dan mengindikasikan bahwa mereka tidak akan mentolerir tindakan keras terhadap pengunjuk rasa oleh para pemimpin militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.

"Apa yang terjadi sekarang bukanlah tentang partai politik," kata Ke Jung, seorang pemimpin pemuda dari Naga, sekelompok suku di perbatasan terpencil India. Partai Naga, partai politik terbesar di wilayah tersebut, mengeluarkan pernyataan yang mengutuk kudeta militer tersebut.

Baca Juga: 5 Shio yang Kurang Beruntung pada Tahun Baru Imlek 2021, Shio Anjing Jadi Paling Boros

"Ini pertarungan untuk suatu sistem. Kami tidak dapat berkompromi dengan militer, itu akan memberi kami tanda hitam pada sejarah kami," kata Ke Jung kepada Reuters melalui telepon, yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Protes telah terjadi di seluruh negara berpenduduk 53 juta itu, dari pantai tenggara Laut Andaman hingga dataran tengah bertabur kuil dan perbatasan utara pegunungan, menuntut militer yang menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan pemerintahnya menyerahkan kekuasaan. 

Pada Kamis, ribuan orang melakukan protes di atas kapal nelayan tradisional di Danau Inle di negara bagian Shan, sementara ribuan etnis mayoritas Kristen Karen memperingati Hari Nasional mereka di kota utama Yangon dan di tempat lain dengan protes massal menentang kudeta.

Baca Juga: Haru! Remaja 16 Tahun Malaysia Jadi Tulang Punggung Keluarga Setelah Ibunya Menderita Penyakit Otak

Identitas yang beragam dari para pengunjuk rasa - yang berbaris di tengah hujan lebat dan panas terik, mengenakan hoodies dan sandal jepit, kostum Spiderman dan pakaian tradisional - telah menunjukkan persatuan langka di negara yang sering terbelah oleh garis etnis.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x