Kesampingkan Perpecahan, Kelompok Etnis Myanmar Bersatu Lawan Kudeta Militer: Ini Pertarungan

- 12 Februari 2021, 14:30 WIB
Para pengunjuk rasa berbaris untuk menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Aksi tersebut akan terus berlanjut
Para pengunjuk rasa berbaris untuk menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Aksi tersebut akan terus berlanjut /Reuters TV/REUTERS/

Baca Juga: 5 Pantangan Tahun Baru Imlek 2021, Pakai Baju Hitam Putih Tidak Boleh ?

Pasukan dari Tentara Buddha Karen Demokrat (DKBA), kelompok pecahan dari organisasi bersenjata Karen lainnya, melaju ke tengah salah satu protes pada hari Minggu setelah pasukan pemerintah melepaskan tembakan ke udara. Sambil memegang senapan, para pejuang berguling-guling di atas truk untuk bertepuk tangan dan berteriak.

Kelompok kuat lainnya, termasuk Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) dan Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan (RCSS), juga telah menyatakan dukungan untuk gerakan anti-kudeta.

Para pemimpin TNLA memposting foto diri mereka di Facebook yang sedang membuat salam tiga jari "Hunger Games" yang telah menjadi simbol gerakan tersebut. "Semoga kediktatoran militer jatuh," kata postingan itu.

Baca Juga: Cek Fakta: Jokowi Dikabarkan Copot Mahfud MD sebagai Menkopolhukam, Simak Faktanya

Seorang juru bicara Tentara Arakan (AA), yang telah terkunci dalam konflik mematikan dengan pasukan pemerintah di negara bagian Rakhine barat sejak 2018, mengatakan pihaknya "memantau dengan cermat perkembangan saat ini di dalam Myanmar".

Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) di utara belum berkomentar secara resmi, tetapi seorang pemimpin senior KIA memperingatkan tentara dalam postingan Facebook untuk tidak menembak demonstran.

Saw Kapi, seorang pemimpin Karen dan direktur pendiri lembaga think-tank Salween Institute, mengatakan banyak yang melihat itu sebagai "tugas" mereka untuk menentang kudeta.

"Ribuan pemuda etnis bergabung dalam protes nasional hari ini," katanya. "Tujuan bersama mereka adalah menolak kediktatoran militer dan mendirikan demokrasi federal di Myanmar."***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah