Protes Pecah Menentang Kudeta Aung San Suu Kyi, Myanmar Berlakukan Darurat Militer di Mandalay

- 9 Februari 2021, 09:45 WIB
Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu, 6 Februari 2021. Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi.
Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu, 6 Februari 2021. Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. /Reuters/

PR PANGANDARAN - Darurat Militer diberlakukan di beberapa bagian kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay pada Senin, 8 Februari 2021 setelah ratusan ribu orang berkumpul di seluruh negeri menentang kudeta dan militer mengeluarkan peringatan keras terhadap protes lebih lanjut.

Perintah itu mencakup tujuh kota di Mandalay, melarang orang melakukan protes atau berkumpul dalam kelompok-kelompok yang terdiri lebih dari lima orang, dan jam malam akan berlaku dari jam 8 malam sampai jam 4 pagi, kata departemen administrasi umum dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan serupa telah dibuat di sebuah kotapraja di Ayeyarwaddy lebih jauh ke selatan Myanmar dan pengumuman mengenai tempat lain diharapkan keluar malam ini.

Baca Juga: Cek Fakta: 153 Tentara Tiongkok Diklaim Menyamar Pakai Baju Hazmat untuk Masuk ke Indonesia, Ini Faktanya

"Perintah ini diterapkan sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata satu pernyataan kotapraja Mandalay.

“Beberapa orang ... berperilaku mengkhawatirkan yang dapat membahayakan keselamatan publik dan penegakan hukum. Perilaku tersebut dapat mempengaruhi stabilitas, keselamatan masyarakat, penegakan hukum, dan keberadaan desa yang damai dan dapat menimbulkan kerusuhan, oleh karena itu tatanan ini larangan berkumpul, berbicara di depan umum, protes dengan menggunakan kendaraan, unjuk rasa," kata pernyataan itu, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia.

Junta sejauh ini menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan mematikan terhadap demonstrasi yang melanda sebagian besar negara, tetapi dengan tekanan yang membangun polisi anti huru hara menembakkan meriam air dalam upaya untuk membubarkan ribuan orang yang berkumpul di Naypyidaw.

Baca Juga: Mantan Bintang Porno Dukung Aksi Protes Petani di India, Mia Khalifa Malah Diprotes Balik

Militer pekan lalu menahan Aung San Suu Kyi dan puluhan anggota lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi miliknya, mengakhiri satu dekade pemerintahan sipil parsial dan memicu kecaman internasional.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia AFP


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x