Mulanya, Arkeolog Inggris pertama kali menemukan keberadaan tempat pembuatan bir itu pada awal abad ke-20.
Hanya saja, ketika itu lokasi keberadaan pabrik bir tersebut tidak pernah ditentukan secara tepat sehingga menyulitkan dilakukannya penelitian lanjutan.
Menurut Waziry, tempat pembuatan bir tersebut terdiri dari delapan area besar yang digunakan sebagai "unit produksi bir".
Setiap sektor produksi berisi sekitar 40 pot gerabah yang disusun dalam dua baris.
Campuran biji-bijian dan air yang digunakan untuk produksi bir dipanaskan dalam tong, dengan masing-masing baskom ditahan dengan tuas yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan secara vertikal dalam bentuk cincin.
Kepala arkeologi gabungan dalam misi tersebut, Adams mengatakan bahwa penelitian itu telah menunjukkan bahwa bir diproduksi dalam skala besar.
Mempunyai delapan area besar unit produksi, pabrik tersebut sekitar 22.400 liter dibuat dalam sekali produksi.
Baca Juga: Ayus Sabyan Heran, Iis Dahlia Pernah Sebut Dirinya sedang Kasmaran
Hal yang paling menarik adalah ditemukan fakta bahwa saat itu bir bukan semata-mata dijadikan minuman untuk bersenang-senang layaknya masa kini.
Artikel Rekomendasi