Baca Juga: Wanita Akhirnya Boleh Masuk Militer di Arab Saudi, Aktivis HAM: Wanita adalah Perintis Perubahan
Lalu, sembilan persen dari orang Palestina di Israel menyatakan dukungan untuk mencabut kewarganegaraan Israel sekuler.
Sejumlah 13 persen menyatakan dukungan untuk melakukan hal yang sama untuk agama nasional Israel dan 19 persen mendukung pencabutan kewarganegaraan pemuda Israel ultra-Ortodoks.
Sementara itu, 23 persen pemuda Israel sekuler menyatakan kebencian terhadap ultra-Ortodoks Israel. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan angka itu kemungkinan disebabkan adanya frustrasi publik dengan sektor Haredi atas dugaan penolakan untuk mematuhi peraturan kesehatan Covid-19.
Tahun lalu, persentase pemuda Israel sekuler yang mengungkapkan kebencian terhadap warga negara yang beragama jauh lebih rendah, yaitu sembilan persen.
Sebab, biasanya orang-orang menghindari untuk mengakui kebencian mereka terhadap kelompok lain saat menanggapi jajak pendapat.
Studi aChord mencatat bahwa angka yang tinggi itu mungkin menjadi sinyal terjadinya pergeseran nilai di masyarakat.
"Mungkin menunjukkan bahwa mengungkapkan kebencian dianggap dapat diterima," kata aChord, seperti dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman The New Arab pada Sabtu, 20 Februari 2021.
Artikel Rekomendasi