PR PANGANDARAN - Tiongkok yang mendapat serangan tak berdasar berbagai merk besar dunia atas pengelolaan produksi kapas di Xinjiang, tepatnya dengan melarang kapas Xinjiang dalam produksi mereka, diketahui sudah membalas tuduhan itu dengan gerakan cinta tanah air yang dilakukan seluruh warganya.
Akibatnya, kini berbagai merk besar dunia seperti, Adidas, H&M, dan Nike mendapat penurunan saham cukup drastis usai melawan 1,4 miliar konsumen Tiongkok dengan melarang kapas Xinjiang dalam produksi mereka.
Ini bermula dengan rekayasa tuduhan adanya kerja paksa di Xinjiang yang dilontarkan berbagai merk besar dunia tersebut hingga berani melarang kapas Xinjiang dalam produksi mereka, meski mereka sangat bergantung dengan konsumen Tiongkok.
"Penurunan saham langsung dari perusahaan-perusahaan terkait ini hanyalah puncak gunung es untuk kerugian mereka di masa depan," kata Zhang Yi, CEO iiMedia Research yang berbasis di Shenzhen.
"Dan nilai merek akhir dari perusahaan-perusahaan Barat ini, yang diukur dalam kaitannya dengan potensi pertumbuhan mereka, dapat dipotong setengahnya selama lima tahun ke depan jika mereka menolak untuk memperbaiki diskriminasi mereka terhadap Tiongkok," kata Zhang, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Global Times.
Berkaitan dengan penurunan saham itu, dibuktikan dengan sehari setelah H&M melarang penggunaan kapas Xinjiang dalam produksi mereka, kini menghadapi saham turun secara signifikan.
Adidas yang berbasis di Jerman, salah satu merek pakaian asing paling populer di kalangan konsumen Tiongkok, mengalami penurunan harga sahamnya lebih dari 6 persen pada hari Kamis.
Baca Juga: Lakukan Negosiasi, PBB Minta Kunjungan 'Tanpa Batasan' ke Xinjiang untuk Melihat Minoritas Uighur
Kemudian berdasar laporan media, Adidas, bersama dengan Nike yang berbasis di AS, melihat nilai pasar mereka turun lebih dari 70 miliar yuan (sekitar Rp153 Triliun) pada hari itu.
Artikel Rekomendasi