Konflik tersebut paling banter berada di jalan buntu. Pemerintah yang didukung secara internasional di Kabul hanya memiliki kendali yang lemah di sebagian besar negara, sementara Taliban semakin kuat.
Banyak yang memperkirakan pemberontakan akan berusaha untuk mendapatkan kembali kekuasaan total setelah payung militer pemerintah AS disingkirkan.
Biden memberi tahu orang Amerika bahwa sudah waktunya untuk menerima kenyataan.
"Kami tidak dapat melanjutkan siklus memperpanjang atau memperluas kehadiran militer kami di Afghanistan dengan harapan dapat menciptakan kondisi ideal untuk penarikan kami, mengharapkan hasil yang berbeda.
"Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republik. Dua Demokrat. Saya tidak akan menyerahkan tanggung jawab ini kepada yang kelima," ungkapnya.
Keputusan Biden tidak mengejutkan. Perang itu sangat tidak populer di kalangan pemilih dan pendahulu Biden. Donald Trump yang telah berkomitmen untuk mundur pada awal Mei.
"Saya memuji keputusan Presiden Biden," kata Senator Demokrat Chuck Schumer Rabu.
Namun, ada kritik langsung dari beberapa pihak bahwa Amerika Serikat meninggalkan pemerintah Afghanistan dan mendorong pemberontakan jihadis.
Artikel Rekomendasi