Baca Juga: Perang Suku Adat Diramal Pecah, Wirang Birawa Sebut Pertikaian akan Terjadi di Waktu Ini
Pruitt, CEO AP, mengatakan kantor berita tersebut telah berada di gedung tersebut selama 15 tahun dan "kami tidak memiliki indikasi Hamas berada di dalam gedung atau aktif di gedung tersebut".
"Kami telah meminta pemerintah Israel untuk mengajukan bukti. Ini adalah sesuatu yang secara aktif kami periksa dengan kemampuan terbaik kami. Kami tidak akan pernah secara sadar membahayakan jurnalis kami," katanya.
Beberapa pendukung kebebasan pers mengatakan pemogokan itu menimbulkan kecurigaan bahwa Israel berusaha menghalangi liputan konflik tersebut.
Komite Perlindungan Jurnalis yang bermarkas di New York menuntut Israel "memberikan pembenaran yang mendetail dan terdokumentasi" untuk pemogokan tersebut.
"Serangan terbaru terhadap sebuah gedung yang telah lama dikenal oleh Israel untuk menampung media internasional ini menimbulkan ketakutan bahwa Pasukan Pertahanan Israel dengan sengaja menargetkan fasilitas media untuk mengganggu liputan tentang penderitaan manusia di Gaza," kata direktur eksekutif kelompok itu, Joel Simon, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
National Press Club yang berbasis di Washington menyebut serangan itu "bagian dari pola minggu ini dari pasukan Israel yang menghancurkan gedung-gedung di Gaza yang menampung organisasi media" dan juga mempertanyakan apakah serangan itu bertujuan untuk "merusak liputan konflik yang independen dan akurat".
"Kami menyerukan kepada pihak berwenang Israel untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas yang diketahui oleh pers. Organisasi media yang andal adalah sumber terbaik untuk informasi akurat tentang peristiwa di Gaza, dan mereka tidak boleh dicegah untuk melakukan pekerjaan penting mereka," ungkapnya.
Artikel Rekomendasi