Temukan Bukti Kekerasan Tiongkok pada Muslim Uighur, Amnesty Internasional Beberkan Kesaksian Mantan Tahanan

- 12 Juni 2021, 12:20 WIB
Amnesty Internasional temukan sejumlah bukti baru dari pelanggaran HAM Tiongkok pada Muslim Uighur, bahwa ada kesaksian mantan tahanan.
Amnesty Internasional temukan sejumlah bukti baru dari pelanggaran HAM Tiongkok pada Muslim Uighur, bahwa ada kesaksian mantan tahanan. /Kuzzat Altay/Unsplash

Amnesty Internasional juga mengatakan pihaknya mengetahui satu kasus di mana seorang tahanan diyakini tewas karena ditahan di kursi harimau.

Tahanan yang diwawancarai Amnesty Internasional juga mengaku mereka dipaksa untuk duduk diam atau berlutut dalam posisi yang sama di sel selama berjam-jam.

Mereka mengatakan tidak diizinkan untuk mempraktikkan ajaran Islam dan dilarang menggunakan bahasa ibu sendiri. Tak hanya itu, mereka juga mengklaim dipaksa untuk menghadiri kelas untuk belajar bahasa Mandarin dan propaganda partai Komunis Tiongkok.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini 12 Juni 2021: Setelah Nino Bertemu Ricky, Elsa Makin Terpojok

"Pihak berwenang Tiongkok telah menciptakan pemandangan neraka distopia dalam skala yang mengejutkan di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang ,” kata Agnès Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International.

“Ini akan mengejutkan hati nurani umat manusia bahwa sejumlah besar orang telah menjadi sasaran cuci otak, penyiksaan dan perlakuan merendahkan lainnya di kamp-kamp interniran, sementara jutaan lainnya hidup dalam ketakutan di tengah aparat pengawasan yang luas,” kata dia.

Amnesty Internasional menyerukan agar semua kamp yang menampung Muslim dan etnis minoritas di seluruh provinsi Xinjiang ditutup dan meminta PBB menyelidiki dan membawa mereka yang dicurigai melakukan kejahatan di bawah hukum internasional.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar, Dinda Kirana Kejutkan Publik dengan Lakukan Operasi Pengangkatan Kista Ovarium

Sementara itu, Pemerintah Tiongkok secara konsisten membantah semua tuduhan melakukan kesalahan di Xinjiang. Beijing mengatakan kamp-kamp itu dirancang untuk menawarkan pelajaran bahasa Mandarin dan dukungan pekerjaan, serta untuk memerangi ekstremisme agama.

Laporan Amnesty itu menambahkan tekanan yang meningkat pada otoritas China dan muncul setelah anggota parlemen Inggris mengeluarkan mosi yang menyatakan China melakukan genosida terhadap orang-orang Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x