PR PANGANDARAN - Pandemi yang sudah berlangsung selama 17 bulan di Indonesia kini menjadi semakin mengkhawatirkan, karena mutan SARS-CoV-2 berupa varian Delta yang masif menyebar di penjuru Jawa-Bali.
Namun begitu, mutasi pada Covid-19 bukanlah fenomena unik, karena memang virus bermutasi sepanjang waktu dan kebanyakan dari mereka dianggap tidak berbahaya, tetapi bagaimana dengan varian Delta ?
Sebagaimana diketahui, varian Delta, pertama kali dilaporkan di India pada Oktober tahun lalu, telah menjadi strain dominan di Inggris dan bergerak ke arah itu di AS dan beberapa negara lain.
Baca Juga: Kurang dari 24 Jam Usai Peresmian Patung Putri Diana, Pangeran Harry Putuskan Kembali ke AS
Bahkan, pihak berwenang di India telah melaporkan mutasi lebih lanjut dari varian Delta, yang telah diidentifikasi sebagai Delta Plus. Tetapi belum jelas seberapa ganas atau mematikannya.
Kemudian, Dr Randeep Guleria, direktur All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Delhi, mengatakan tidak banyak data tentang varian Delta Plus yang menunjukkan bahwa itu lebih menular atau menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Melansir dari NDTV, simak alasan ilmiah mengapa Covid-19 terus memiliki mutasi varian baru
Baca Juga: Sebelum Meninggal, Mbak You Mimpi Disalatkan dan Lakukan Hal Khusus untuk Hindari Ramalan Ini
Semakin banyak virus menyebar dalam suatu populasi, semakin besar kemungkinannya untuk mengalami perubahan.
Ketika virus mereplikasi dirinya sendiri, ia dapat mengubah sifat-sifatnya. Tergantung di mana perubahan ini berada dalam materi genetik virus, mereka dapat mempengaruhi transmisi atau tingkat keparahannya.
Artikel Rekomendasi