Indonesia Disorot Media Asing, Jadi Episentrum Covid-19 di Asia dan PPKM Darurat 'Tak Seperti Harapan'

- 14 Juli 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay

PR PANGANDARAN - Baru-baru ini, Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tinggi meskipun tengah melaksanakan PPKM Darurat.

Kenaikan kasus harian Covid-19 ini bahkan menyalip India sehingga membuat banyak disoroti banyak pihak, termasuk media asing Bloomberg.

Lonjakan kasus Indonesia kini telah menyalip negara India meskipun telah menerapkan PPKM Darurat Jawa-Bali sejak 3 Juli 2021 lalu.
 
Baca Juga: dr. Tirta Beberkan Ancaman Buruk Jika PPKM Darurat Berlanjut dan Berhenti: Para Ahli Mumet

Hal ini menandai Indonesia menjadi episentrum Covid-19 baru di Asia ketika penyebaran varian Delta yang sangat menular meningkatkan infeksi di di Asia Tenggara.

Negara ini telah melihat jumlah kasus hariannya melampaui 40.000 selama dua hari berturut-turut, sebagaimana PikiranRakyat-Pangandaran.com lansir dari Bloomberg.

Angka ini merupakan rekor tertinggi, terutama angka 47.899 kasus yang tercatat pada hari Selasa, 13 Juli 2021.
 
Baca Juga: Pembatasan Awal Gagal Basmi Wabah Covid-19, Australia Kembali Perpanjang Lockdown di Sydney

Padahal, sebulan lalu, kasus yang tercatat di Indonesia masih urang dari 10.000 perharinya.

Kini pejabat khawatir bahwa varian baru yang lebih mudah menular sekarang menyebar dan membebani pekerjaan nakes di rumah sakit sakit dengan menipisnya pasokan oksigen dan obat-obatan.

Meski demikian, jumlah kasus Indonesia saat ini masih jauh dari puncak India yang mencapai 400.000 kasus setiap hari di bulan Mei lalu.
 
Baca Juga: Kumpulan Lirik Lagu Welcome to Indonesia, Punya Kiky Saputri Paling Viral

Total kasus wabah Indonesia pun di sekitar 2,6 juta, sedangkan di India menyentuh angka 30,9 kasua.

Kini, Indonesia melaporkan rata-rata 907 kematian setiap hari dalam tujuh hari terakhir, dibandingkan dengan hanya 181 sebulan yang lalu.

Di sisi lain, India melaporkan rata-rata 1.072 kematian setiap harinya.
 
Baca Juga: Percaya 'Kebal Secara Genetik', Misinformasi dan Ketakutan Hambat Peluncuran Vaksin Covid-19 di Papua Nugini

Negara-negara berkembang sedang berjuang untuk menahan Covid-19 ini, terutama dari varian delta yang dikenal cepat ini.

Baahkan, ketika peluncuran vaksin memungkinkan kehidupan kembali normal di negara-negara seperti AS dan Inggris.

Indonesia telah melakukan vaksin sekitar 10% dari populasinya, sedangkan India 14%, dibandingkan dengan 46% dari populasi Uni Eropa dan 52% di AS, menurut Pelacak Vaksin Bloomberg.
 
Baca Juga: Lee Yoo Bi Dikonfirmasi Jadi Cameo di Penthouse Season 3, Jadi Siapa?

Kurangnya imunisasi yang cukup, negara berkembang menanggung beban meningkatnya jumlah kasus dan angka kematian, dengan kematian global mencapai 4 juta awal bulan ini.

Tingkat tes positif Covid di Indonesia telah mencapai sekitar 27%, sedangkan tingkat India adalah 2%.

Jumlah tes di Indonesia ini menunjukma bahwa pemerintah hanya menguji pasien yang paling sakit, dan ada tingkat infeksi yang tidak terdeteksi di masyarakat.
 
Baca Juga: Presiden Jokowi akan Luncurkan 300 Ribu Paket Obat Covid-19 Gratis Besok

Para ahli mengatakan kedua negara kurang menghitung kasus dan kematian dengan selisih yang lebar karena kurangnya infrastruktur pengujian.

Pembatasan yang diberlakukan di Pulau Jawa dan tempat wisata Bali mulai 3-20 Juli tidak mengurangi pergerakan masyarakat seperti yang diharapkan pemerintah.

Mobilitas penduduk hanya berkurang 6% menjadi 16% sejak pembatasan diberlakukan, sedangkan pihak berwenang memperkirakan penurunan 20%, kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam dengar pendapat dengan anggota parlemen.

Padahal pemerintah melakukan PPKM Darurat ini ditujukan agar pengurangan mobilitas 50% diperlukan untuk mengurangi penyebaran Covid.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x