Distribusi Tidak Merata, Birokrasi Indonesia Tentang Upaya Vaksinasi Covid-19 Jadi Sorotan Media Asing

- 24 Juli 2021, 15:45 WIB
Ilustrasi Vaksinasi. Pemerintah tetapkan harga vaksinasi gotong royong atau berbayar menggunakan vaksin Sinopharm yang dikelola Kimia Farma dan sudah bisa melayani warga.
Ilustrasi Vaksinasi. Pemerintah tetapkan harga vaksinasi gotong royong atau berbayar menggunakan vaksin Sinopharm yang dikelola Kimia Farma dan sudah bisa melayani warga. /prfmnews.id

PR PANGANDARAN - Vaksinasi Covid-19 sedang gencar dilakukan di seluruh penjuru negara Indonesia untuk memerangi wabah ini.

Namun, berkat distribusi yang tidak merata, pelaksaan vaksinasi Covid-19 menjadi sebuah hambatan yang justru bisa memperlambat penyuntikan.

Birokrasi Indonesia dalam upaya vaksinasi Covid-19 ini kembali jadi sorotan media asing khususnya media Singapura, CNA.

Baca Juga: Selain Disebut Lebih Menular, Varian Lambda Dilaporkan 'Mungkin' Resisten Vaksin Covid-19

Dian Anggraeni berusaha mendapatkan vaksin Covid-19 selama dua bulan terakhir. Namun sejauh ini, usahanya tidak berhasil.

Pelajar berusia 22 tahun dari kota Malang, provinsi Jawa Timur itu mengatakan, dia telah mengisi formulir pendaftaran online yang tak terhitung jumlahnya hanya untuk kemudian diberitahu bahwa slot yang tersedia untuk hari itu telah penuh dipesan.

“Slot vaksinasi dapat benar-benar penuh dalam beberapa menit setelah diumumkan di media sosial,” kata Anggraeni kepada CNA.  

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 24 Juli 2021: Aldebaran Temui Mama Sarah, Nino Tahu Siasat Buruk Elsa

Hanya segelintir rumah sakit dan klinik kesehatan di Malang yang menyelenggarakan kampanye vaksinasi, yang sebagian besar hanya memiliki kuota kecil sekitar 150 orang setiap hari.

Kadang-kadang, dorongan vaksinasi besar-besaran diadakan di kota yang menarik banyak orang tanpa jarak sosial, semua berdesak-desakan untuk 1.000 hingga 5.000 slot yang tersedia.

“Peristiwa (besar) ini menakutkan. Saya tidak akan bermimpi untuk pergi ke sana,” kata mahasiswa itu.

Yang memperumit masalah adalah kenyataan bahwa orang tua Anggraeni menentang vaksinasi, yang dipicu oleh banyaknya hoaks dan rumor yang beredar secara online.

Baca Juga: Demo Jokowi End Game Bakal Digelar Hari Ini, Polda Metro Jaya: Bakal Ditutup, Massa Nggak Boleh ke Istana

“Ada banyak orang di Indonesia yang seperti orang tua saya,” katanya.

Dengan varian Delta yang menyebar ke seluruh negeri, menyebabkan kasus meningkat dan membanjiri sistem perawatan kesehatan Indonesia, semakin banyak orang berlomba untuk mendapatkan vaksinasi.

Varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, telah ditemukan di 11 daerah di luar pulau Jawa yang padat penduduk, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga dikutip mengatakan bahwa lebih dari 95 persen sampel, diperiksa dalam penelitian Juni selama rentang delapan hari di laboratorium Jakarta, adalah varian Delta.

Baca Juga: Disebut Akan Minggat Lagi dari Rumah Sule, Nathalie Holscher Ungkap Fakta Ini untuk Bungkam Netizen

Namun birokrasi yang rumit, distribusi yang tidak merata, dan sentimen anti-vaksinasi yang berkembang menghambat upaya vaksinasi di negara tersebut.

Kepulauan ini memiliki populasi lebih dari 270 juta. Menurut kementerian kesehatan Indonesia, negara tersebut sejauh ini telah menerima 144 juta dosis vaksin Covid-19.

Dari angka tersebut, Indonesia menerima 27 juta vaksin Sinovac siap pakai dan bahan untuk memproduksi 93 juta lebih. Negara tersebut juga telah menerima 15 juta dosis dari AstraZeneca sedangkan sisanya termasuk Moderna dan Sinopharm.

Baca Juga: Fakta Menarik Adlin Rambe, Asisten Sekaligus Kakak Rizky Billar yang Terancam Dipolisikan

Negara ini berencana untuk menginokulasi 208 juta orang berusia 12 tahun ke atas pada pertengahan 2022. Untuk mencapai itu, pemerintah menargetkan 2 juta vaksinasi per hari mulai bulan depan. Ini dua kali lipat dari target 1 juta jabs setiap hari bulan ini.

Sejauh ini, Indonesia telah mencatat lebih dari 3 juta kasus Covid-19 dan 79.000 kematian.

Distribusi Tidak Merata


Menurut kementerian kesehatan, setidaknya 16 juta orang Indonesia telah divaksinasi lengkap dengan 26 juta lainnya sudah menerima suntikan pertama mereka. Tetapi vaksin tidak didistribusikan secara merata di seluruh negeri.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: CNA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x