Banjir Bangladesh, Ribuan Etnis Rohingya Mengungsi: Ini Seperti Mimpi Buruk

- 31 Juli 2021, 14:45 WIB
Ilustrasi banjir. Banjir dikabarkan terjadi di Bangladesh, hal ini turut mengakibatkan ribuan etnis Rohingya yang sedang mengungsi harus menyelamatkan diri.
Ilustrasi banjir. Banjir dikabarkan terjadi di Bangladesh, hal ini turut mengakibatkan ribuan etnis Rohingya yang sedang mengungsi harus menyelamatkan diri. /Pixabay/LucyKaef

PR PANGANDARAN – Bangladesh diketahui mengalami banjir akibat hujan lebat, akibatnya ribuan etnis Rohingya terpaksa mengungsi.

Kabarnya hujan monsun yang lebat memicu tanah longsor dan banjir bandang di kamp-kamp pengungsi yang menggusur ribuan Muslim Rohingya di Bangladesh tenggara minggu ini.

Hal tersebut disampaikan PBB dan pejabat lainnya pada hari Jumat, 30 Juli 2021.

Baca Juga: Sedang Tayang, Sutradara The Great Shaman Ga Doo-shim Ungkap Ini Syarat Memproduksi Season 2

Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Aljazeera, dikatakan bahwa curah hujan lebat diperkirakan akan terus terjadi.

Sedikitnya 6 orang Rohingya, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam tanah longsor dan banjir, sementara 15 warga Bangladesh tewas dan lebih dari 200.000 orang terdampar akibat banjir di Cox's Bazar, demikian kata Mamunur Rashid, administrator distrik.

Hampir satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di distrik perbatasan Cox's Bazar, pemukiman pengungsi terbesar di dunia, setelah melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar pada 2017.

Baca Juga: Varian Delta Menular Cepat, WHO Sebut Dunia Berisiko Kehilangan Keuntungan dalam Perangi Covid-19

Para pengungsi kebanyakan tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat atas bambu dan lembaran plastik yang menempel di bukit-bukit terjal dan gundul.

Tayangan TV menunjukkan rumah-rumah yang banjir dan air berlumpur mengalir menuruni tangga dan lereng bukit, terlihat anak-anak bermain di air yang setinggi dada.

“Ini seperti mimpi buruk,” kata Rohingya Rokeya Begum, menurut kantor berita Reuters.

Baca Juga: Kota Brisbane di Australia Ikuti Jejak Sydney untuk Lockdown Covid-19

“Saya belum pernah melihat banjir seperti itu di kamp-kamp selama empat tahun. Ketika air datang, tidak ada seorang pun dari keluarga saya di rumah yang membantu. Saya sendirian tetapi saya bisa membawa barang-barang saya ke tempat yang lebih aman. Sekarang saya tinggal dengan keluarga lain,” ujarnya.

Lebih lanjut, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan lebih dari 21.000 pengungsi telah terdampak banjir, sementara hampir 4.000 tempat penampungan telah rusak atau hancur.

Dikatakan lebih dari 13.000 orang terpaksa pindah di kamp-kamp, sementara ribuan fasilitas rusak, termasuk klinik kesehatan dan toilet.

Baca Juga: 10 Link Twibbon HUT RI ke-76, Cocok untuk Diunggah di Medsos

Akses terhambat karena rusaknya jalan, jalur, dan jembatan dan kemungkinan besar banjir akan semakin parah.

“Hujan lebat diperkirakan akan terjadi selama beberapa hari ke depan, dan dengan demikian, tantangan kemungkinan akan meningkat,” kata Manuel Marques Pereira, wakil kepala misi di Bangladesh untuk Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB.

“Meskipun beberapa tindakan pengurangan risiko bencana telah diterapkan, kemacetan kamp, hujan yang berlebihan dan kualitas tanah yang buruk menjadikan sangat sulit untuk mengatasi elemen-elemen tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Genap 10 Tahun, BLINK Seluruh Dunia Rayakan Pertama Kali Jisoo BLACKPINK Gabung dengan YG Entertainment

Banyak dari pengungsi yang masih belum pulih dari kebakaran besar yang mengoyak kamp-kamp pada Maret.

“Entah bagaimana anggota keluarga saya bisa mengungsi,” kata Abu Siddique, yang tinggal di kamp pengungsi Balukhali.

“Lumpur yang turun dari bukit masuk ke rumah saya. Semua barang-barang kami di dalamnya tertutup lumpur,” ujarnya.

Baca Juga: Berniat Sembuhkan Sembelit Menggunakan Belut, Pria Tiongkok Ini Hampir Meninggal

Diketahui kematian akibat tanah longsor yang dipicu hujan sering terjadi di wilayah perbukitan tenggara Bangladesh selama musim hujan yang umumnya berlangsung antara Juni dan September.

Sedikitnya 149 orang tewas dalam tanah longsor di distrik Chattogram, Cox's Bazar, Rangamati dan Bandarban pada Juni 2017.

Lebih dari 120 lainnya tewas di Chattogram pada bulan Juni 2007 karena tanah longsor yang disebabkan oleh hujan monsun.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x