Alami Perkembangan di Tengah Pandemi Covid-19, Ini 3 Tantangan Penelitian Vaksin HIV

- 1 Agustus 2021, 13:25 WIB
Ilustrasi HIV AIDS. Berikut 3 tantangan penelitian vaksin HIV yang mengalami perkembangan di tengah pandemi Covid-19, begini penjelasannya.
Ilustrasi HIV AIDS. Berikut 3 tantangan penelitian vaksin HIV yang mengalami perkembangan di tengah pandemi Covid-19, begini penjelasannya. /Pixabay/Madartzgraphics

PR PANGANDARAN – Covid-19 ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai pandemi global sejak 12 Maret 2020 lalu.

Hingga kini berbagai negara di dunia tengah berusaha mengendalikan pandemi Covid-19 tersebut yang masih belum juga berakhir.

Di tengah pandemi Covid-19, penelitian untuk vaksin dilakukan dengan gencar agar bisa menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.

Baca Juga: Soal Sentimen untuk Atlet Iran, Atlet Korea Selatan Ini Gagal Tahap Kualifikasi Olimpiade: Teroris Menang ?

Bersamaan dengan hal itu, ternyata penelitian vaksin untuk human immunodeficiency virus (HIV) masih dilakukan.

Dikutip Pikiran-Rakyat.Pangandaran.com dari ANTARA, kabarnya perkembangan positif didapatkan oleh penelitian vaksin HIV tersebut.

Terdapat 2 kandidat vaksin HIV yang kini tengah dikembangkan ilmuwan yakni eOD-GT8 60mer dan HIVconsvX.

Baca Juga: Hasil Badminton Olimpiade Tokyo: Ginting Ditaklukan Juara Bertahan, Sisa Satu Wakil Indonesia Amankan Medali

Kandidat vaksin HIV pertama dikembangkan oleh Scripps Research, IAVI, dan Moderna.

Dengan platform mRNA, cara kerja vaksin itu adalah merangsang sel-B dari sistem kekebalan yang membuat antibodi.

Uji klinis fase I dilakukan pada Juni 2018, hasil ujinya selesai pada 31 Desember 2020 dan berhasil merangsang produksi sel ilmu untuk menghasilkan antibodi melawan virus.

Baca Juga: Lagi-lagi Jungkook BTS Bantu Brand Kecil Tumbuh Karena Ulahnya

“Penelitian ini menunjukkan bahw akonsep baru vaksin untuk HIV dapat juga diterapkan bagi penyakit lain yang mematikan,” ujar Profesor Imunologi Scripps Research, William Schief.

Sementara itu kandidat vaksin HIV kedua yang dikembangkan The Jenner Institute dan Oxford menggunakan platform Adenovirus.

Dengan cara kerja merangsang produksi sel-T yakni penghancur sel tubuh yang terinfeksi Covid-19, kandidat vaksin HIV ini melalui uji klinis pada Juli 2021, diperkirakan selesai pada April 2022.

Baca Juga: 5 Bulan Berkendara hingga Diberhentikan Polisi, Pengendara Ini Bawa Jasad Dua Anak Kecil di Bagasi Mobilnya

Adapun tantangan penelitian vaksin HIV adalah sebagai berikut:

1.    Ada kurang lebih 80 ribu varian HIV.
2.    Rendahnya investasi global untuk penelitian vaksin.
3.    HIV bermutasi dengan cepat.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah