PR PANGANDARAN – Ribuan orang dievakuasi ketika Korea Utara mengalami hujan lebat yang menghancurkan rumah, Kim Jong Un pun angkat bicara.
Lebih lanjut, diketahui hujan lebat di Korea Utara mengakibatkan 5000 warga terpaksa dievakuasi, pernyataan pun dikeluarkan Kim Jong Un.
Kim Jong Un mengungkap ada krisis berkaitan dengan hujan lebat yang ini terjadi di kawasan timur laut Korea Utara tersebut.
Baca Juga: Unggah Foto Innocent di Weverse, Jay iKON Kena Bully Anggota Lainnya
Dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari New York Post, sebanyak 1.170 rumah terendam banjir.
Hujan deras di timur laut Korea Utara itu membanjiri 1.170 rumah. Bencana ini memaksa 5.000 penduduk mengungsi ke tempat yang aman.
Kabar tersebut dilaporkan oleh TV Pemerintah Korea Utara.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Sudah 'Diprediksi' sejak 1992, Buku ini Ungkap Semuanya
Siaran TV di sana mengatakan hujan pekan ini di Provinsi Hamgyong Selatan menghanyutkan ratusan hektar lahan pertanian dan menghancurkan banyak jembatan.
Rekaman menunjukkan rumah-rumah terendam hingga atap. Bukan hanya itu, jembatan terputus di atas air berlumpur dan sungai yang meluap.
Siaran itu tidak menyebutkan adanya korban dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Peruntungan Zodiak 8 Agustus 2021: Capricorn, Aquarius, Pisces, Pengalaman Adalah Guru Terbaik
Disebutkan bahwa daerah pesisir timur utara akan terus menerima hujan lebat dalam beberapa hari ke depan.
Hujan musim panas di Korea Utara sering menyebabkan kerusakan serius pada pertanian dan sektor lainnya.
Lebih lanjut, diketahui hal itu disebabkan karena drainase yang buruk, penggundulan hutan, dan infrastruktur yang bobrok.
Baca Juga: Luna Maya dan Sophia Latjuba Saling Puji saat Bertemu, Setelahnya Malah Bongkar Rahasia Ini
Cuaca buruk terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang ketahanan pangan Korea Utara, meskipun kelompok pemantau luar belum mendeteksi tanda-tanda kelaparan massal atau kerusuhan sosial.
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada bulan Juni lalu bahwa situasi pangan negaranya menjadi tegang.
Dia sebelumnya mengakui negaranya telah menghadapi krisis lebih buruk karena pandemi Covid-19.***
Artikel Rekomendasi