Gelar 'Mercusuar HAM' AS Rusak di Afghanistan, Video Pesawat Dikepung Rakyat Ini Jadi Ironi

- 19 Agustus 2021, 20:20 WIB
Beredar foto viral yang menampilkan lebih dari 600 warga Afghanistan menumpangi pesawat militer AS untuk kabur dari negaranya pasca Taliban mengambil alih.
Beredar foto viral yang menampilkan lebih dari 600 warga Afghanistan menumpangi pesawat militer AS untuk kabur dari negaranya pasca Taliban mengambil alih. /Dok. Reuters

PR PANGANDARAN - Belakangan beredar video ironi yang mengejutkan publik di seluruh dunia, ketika rakyat Afghanistan mengepung pesawat angkut milik Angkatan Udara AS, sebagai upaya menyelamatkan diri dari rezim pemerintah yang diambil alih Taliban, tetapi dari sana terlihat tindakan AS yang abaikan rasa kemanusiaan dan gelar mercusuar hak asasi manusia telah rusak.

Sebagai informasi, AS selalu dianggap negara yang punya gelar sebagai mercusuar hak asasi manusia, tetapi kini telah rusak setelah Angkatan Udara AS mengonfirmasi bahwa sisa-sisa manusia ditemukan di roda pesawat angkut C-17 yang dikerumuni rakyat Afghanistan pada awal pekan ini.

Lebih lanjut, diketahui pesawat C-17 milik Angkatan Udara AS mendarat di Bandara Internasional Hamid Karzai, untuk mengirim muatan peralatan yang mendukung evakuasi warga sipil Amerika dan Afghanistan ketika Taliban mengklaim telah ambil kendali atas Kabul.

Baca Juga: Alvin Faiz Diduga Lakukan Penggelapan Uang, Sahabat Arifin Ilham: Kalau Gak Ada Apa-apa Kenapa Gak Mau Audit?

Namun, sebelum awak pesawat dapat menurunkan muatan, pesawat itu dikepung oleh ratusan warga sipil Afghanistan yang telah melanggar batas bandara, demikian menurut pernyataan Angkatan Udara AS pada Selasa.

Angkatan Udara AS mengatakan mereka sedang menyelidiki peristiwa tersebut dan berjanji untuk mengklarifikasi fakta mengenai insiden tragis itu.

Namun, para ahli dan netizen China mengatakan bahwa fakta paling jelas yang ditunjukkan dalam insiden tersebut adalah gelar AS sebagai mercusuar hak asasi manusia telah rusak.

"Jika ada negara atau wilayah yang masih bermimpi bahwa AS akan memberikan bantuan atau perlindungan, mereka terlalu bodoh atau terlalu naif," kata pakar politik AS dan Peneliti di Akademi Ilmu Sosial China, Lü Xiang kepada Global Times pada Rabu, 18 Agustus 2021.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Ikatan Cinta 19 Agustus 2021: Andin Ancam Nino Jika Masih Ganggu Reyna

Lü mengatakan bahwa insiden itu adalah demonstrasi lain dari digdaya AS yang rusak di Afghanistan.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x