Studi Baru di Inggris: Kemanjuran Vaksin Covid-19 Melemah Terhadap Varian Delta Usai 3 Bulan

- 20 Agustus 2021, 07:25 WIB
Kemanjuran vaksin Covid-19 dianggap melemah terhadap varian Delta setelah tiga bulan menurut studi baru di Inggris.
Kemanjuran vaksin Covid-19 dianggap melemah terhadap varian Delta setelah tiga bulan menurut studi baru di Inggris. /REUTERS/Siphiwe Sibeko

Bulan lalu AstraZeneca mengatakan masih mencari tahu berapa lama perlindungan vaksinnya bertahan dan apakah dosis booster diperlukan untuk menjaga kekebalan.

"Fakta bahwa kami melihat ... lebih banyak petunjuk viral load (...) bahwa kekebalan kelompok mungkin menjadi lebih menantang," kata rekan penulis Koen Pouwels, juga dari Universitas Oxford.

Baca Juga: Lirik Lagu Takdir Cinta – Lesti Kejora dan Rizky Billar

Kekebalan kelompok adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap patogen, baik dengan vaksinasi atau infeksi sebelumnya, menghentikan pertumbuhan jumlah infeksi.

"Vaksin mungkin paling baik dalam mencegah penyakit parah dan sedikit mencegah penularan," kata Pouwels.

Para penulis memperingatkan bahwa konsentrasi virus di tenggorokan hanyalah gambaran kasar untuk tingkat keparahan gejala dan bahwa mereka tidak memiliki data baru tentang durasi infeksi.

Baca Juga: Cincin Nikah Rizky Billar dan Lesti Kejora, Bertahta Berlian Ashoka yang Tidak Dimiliki Siapapun

Survei tersebut, yang belum ditinjau sejawat sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, menggarisbawahi kekhawatiran para ilmuwan bahwa varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, dapat menginfeksi orang yang divaksinasi penuh pada tingkat yang lebih besar daripada garis keturunan sebelumnya, dan bahwa orang yang divaksinasi dapat lebih mudah menularkannya.

Untuk membedakan periode sebelum dan sesudah Delta menjadi lazim, para peneliti Oxford menganalisis sekitar 2,58 juta swab yang diambil dari 380.000 orang dewasa yang dipilih secara acak antara 1 Desember 2020, dan 16 Mei 2021, dan 810.000 hasil tes dari 360.000 peserta antara 17 Mei dan 1 Agustus.

Studi ini dilakukan dalam kemitraan dengan Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) dan Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC).***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah