Pesawat Tak Berawak AS Berhasil Gagalkan Serangan Teror Bom yang Mengarah ke Bandara Kabul

- 30 Agustus 2021, 15:10 WIB
AS klaim pesawat tak berawak berhasil lakukan serangan udara yang gagalkan teror bom mobil yang mengarah ke Bandara Kabul.
AS klaim pesawat tak berawak berhasil lakukan serangan udara yang gagalkan teror bom mobil yang mengarah ke Bandara Kabul. /Pixabay/

PR PANGANDARAN – Amerika Serikat (AS) mengatakan telah gagalkan sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak yang mengarah ke Bandara Kabul dengan serangan udara pesawat tak berawak pada Minggu, 29 Agustus 2021.

Adapun srangan udara pesawat tak berawak itu dilakukan beberapa jam setelah Presiden Joe Biden memperingatkan serangan teror lain di ibukota ketika evakuasi besar-besaran dari puluhan ribu warga Afghanistan yang memasuki hari-hari terakhirnya.

Seorang juru bicara Taliban mengonfirmasi insiden tersebut, dengan mengatakan sebuah teror lewat bom mobil yang ditujukan ke bandara telah dihancurkan oleh pesawat tak berawak dan kemungkinan serangan udara kedua telah menghantam sebuah rumah di dekatnya.

AS mengatakan hanya mengenai kendaraan itu, tetapi menambahkan bahwa ledakan sekunder mengindikasikan sejumlah besar bahan peledak.

Baca Juga: Raul Lemos Benar Soal Jenis Kelamin Calon Bayi Aurel Hermansyah, Krisdayanti: Katanya Aurel Kalem dan..

Media lokal melaporkan kemungkinan korban sipil.

Tersisa dua hari lagi sampai tanggal yang disepakati untuk penarikan AS, Taliban mengungkapkan pemimpin tertinggi mereka Hibatullah Akhundzada berada di Afghanistan selatan dan berencana untuk tampil di depan umum.

“Dia hadir di Kandahar. Dia telah tinggal di sana sejak awal,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari The Guardian.

"Dia akan segera muncul di depan umum," tambah wakil juru bicara Bilal Karimi dari pemimpin, yang keberadaannya sebagian besar tetap tidak diketahui dan yang tidak pernah tampil di depan umum.

Baca Juga: 8 Manfaat Jambu Biji untuk Kesehatan, Salah Satunya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Serangan udara AS terjadi setelah seorang pembom bunuh diri dari kelompok Negara Islam pada hari Kamis menargetkan pasukan AS yang menghentikan kerumunan besar orang memasuki bandara Kabul.

Tercatat sekitar 114.000 orang telah dievakuasi sejak 15 Agustus 2021, ketika Taliban kembali berkuasa.

Lebih dari 100 orang tewas dalam serangan itu, termasuk 13 personel layanan AS.

Biden melakukan perjalanan hari Minggu ke pangkalan angkatan udara di Delaware untuk menghadiri ritual pemindahan jenazah mereka.

Baca Juga: Resep Omelet Nasi, Hidangan Istimewa untuk Disajikan di Tanggal Tua

Serangan dan ancaman teror telah memperlambat pengangkutan udara menjelang tenggat waktu evakuasi Biden yang berakhir pada Selasa, 31 Agustus 2021.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa sekitar 300 orang Amerika yang masih berada di Afghanistan berusaha untuk meninggalkan negara itu.

"Mereka tidak akan terjebak di Afghanistan," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan di jaringan Fox, menambahkan bahwa AS memiliki mekanisme untuk mengeluarkan mereka.

Pentagon mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak pembalasan telah menewaskan dua jihad "tingkat tinggi" IS di Afghanistan timur, tetapi Biden memperingatkan serangan yang lebih dekat dari kelompok itu.

Baca Juga: Salah Grammar, Menteri Pendidikan Malaysia Diduga Gunakan Google Translate

Kedutaan AS di Kabul kemudian mengeluarkan peringatan ancaman yang kredibel di area tertentu di bandara, termasuk gerbang akses.

Dalam beberapa tahun terakhir, cabang ISIS Afghanistan-Pakistan telah bertanggung jawab atas beberapa serangan paling mematikan di negara-negara tersebut.

Mereka telah membantai warga sipil di masjid, alun-alun, sekolah, dan bahkan rumah sakit.

Sementara ISIS dan Taliban adalah Islam Sunni garis keras, mereka adalah musuh bebuyutan yang masing-masing mengklaim sebagai pembawa bendera jihad yang sebenarnya.**

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah