Thailand Ingin Beli 200.000 Pil Anti Covid-19 'Molnupiravir' dari Merck

- 4 Oktober 2021, 17:05 WIB
Thailand akan beli Pil pengobatan COVID-19 eksperimental yang disebut molnupiravir sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang dirilis oleh Merck & Co Inc dan diperoleh Reuters 17 Mei 2021.
Thailand akan beli Pil pengobatan COVID-19 eksperimental yang disebut molnupiravir sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang dirilis oleh Merck & Co Inc dan diperoleh Reuters 17 Mei 2021. /Merck & Co Inc/Handout via REUTERS

Somsak Akksilp, direktur jenderal Departemen Layanan Medis (DMS), mengatakan kepada Reuters bahwa Thailand saat ini sedang mengerjakan perjanjian pembelian untuk obat antivirus, yang dikenal sebagai molnupiravir.

Pil molnupiravir, yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus, akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.

Baca Juga: Rizky Billar Sebut 'Orang Cari Muka' hingga Bandingkan dengan Hewan, Suami Lesti Kejora Sindir Siapa?

Uji klinis sementara menunjukkan itu dapat mengurangi sekitar 50 persen kemungkinan rawat inap atau kematian bagi pasien yang berisiko penyakit parah akibat Covid-19.

"Kami sekarang sedang mengerjakan perjanjian pembelian dengan Merck yang diharapkan selesai minggu ini ... kami telah memesan 200.000 kursus sebelumnya," kata Somsak

Dia mengatakan pil bisa tiba segera setelah Desember, meskipun kesepakatan itu akan tunduk pada persetujuan pil oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat dan regulator Thailand.

Baca Juga: 6 Hal Kecil Ini Bisa Ungkap Karakter Anda, Salah Satunya Sepatu yang Dipakai

Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi harian di Thailand turun di bawah 10.000 pada hari Senin untuk pertama kalinya sejak pertengahan Juli.

Negara ini telah memberikan 55,5 juta dosis vaksin Covid-19 sejauh ini, menginokulasikan sepenuhnya sekitar 31 persen dari populasi.

Merck mengatakan pihaknya mengharapkan untuk menghasilkan 10 juta kursus pengobatan pada akhir tahun 2021.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x