Warga Turki Sambut Meriah Hagia Sophia Jadi Masjid, AS Justru Kecewa

- 11 Juli 2020, 12:44 WIB
WARGA Turki menyambut kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum selama beberapa dekade.*/AFP Photo/Ozan KOSE vi Pikiran-Rakyat.com
WARGA Turki menyambut kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum selama beberapa dekade.*/AFP Photo/Ozan KOSE vi Pikiran-Rakyat.com /

PR PANGANDARAN - Terkait putusan Turki menyulap Hagia Sophia menjadi tempat peribadatan umat Islam ternyata menuai ragam polemik.

Beberapa negara setuju bahkan menyambutnya dengan meriah, namun lainnya menyebut keputusan Turki adalah bentuk propokasi terbuka bagi seluruh dunia beradab.

Pengubahan bekas katedral Bizantium menjadi masjid juga mendatangkan kecaman dari Yunani, seorang Menteri Kebudayaan, Lina Mendoni mengungkap bahwa nasionalisme yang diperlihatkan Presiden Turki justru membawa kemunduran enam abad lamanya.

Baca Juga: Jual Bayi Laki-laki Rp 123 Juta Ternyata Suami-Istri Ini Akui demi Belanjakan Narkoba Akibat Sakau

"Nasionalisme yang diperlihatkan oleh Presiden (Turki) (Recep Tayyip) Erdogan, menyebabkan negaranya mundur enam abad," tegas Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni dalam sebuah pernyataan seperti dilansir kantor berita AFP, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Pengumuman Erdogan bahwa situs Warisan Dunia UNESCO itu akan diserahkan kepada direktorat urusan agama Turki, terjadi usai pengadilan tinggi Turki mencabut status Hagia Sophia sebagai museum.

Lebih lanjut, Mendoni mengatakan putusan pengadilan itu "benar-benar menegaskan bahwa tidak ada keadilan independen" di Turki.

Baca Juga: Polisi Akhirnya Periksa Karyawan Metro TV Terkait Tewasnya Editor Yodi Prabowo

Selain Yunani, ramai kecaman datang dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, pejabat Rusia dan gereja Ortodoks Rusia.

"Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus.

"Kami memahami bahwa pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia untuk semua pengunjung, dan berharap untuk mendengar rencananya melanjutkan pengelolaan Hagia Sophia untuk memastikannya tetap dapat diakses tanpa hambatan," imbuhnya.

Baca Juga: Bukan Hanya Hentikan Rekrutmen CPNS, Menpan-RB Usul Akan Bubarkan Sejumlah Lembaga Negara

Pengadilan tinggi Turki memutuskan pada Jumat, 10 Juli 2020 waktu setempat, bahwa konversi Hagia Sophia menjadi museum pada 1934 adalah melanggar hukum.

Keputusan itu membatalkan keputusan kabinet Turki tahun 1934 dan memutuskan bahwa situs Warisan Dunia itu harus dibuka kembali untuk ibadah muslim.

Sebagimana diketahui, museum di Istanbul itu tadinya adalah gereja Ortodoks Yunani sebelum akhirnya menjadi masjid setelah direbut oleh Sultan Utsmani, Mehmet sang Penakluk.

Baca Juga: Digoda Suga BTS Usai Wajahnya Memerah, Jin 'Marah': Apakah Artis Tidak Boleh Terlihat Malu? Tak Adil

Padatahun 1934, presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk, mengubahnya menjadi museum.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: AFP


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah