Guru Sejarah Tewas Dipenggal Orang Misterius, Diduga karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad ke Murid

- 17 Oktober 2020, 15:05 WIB
Seorang guru sejarah sekolah menengah di Prancis ditikam sampai mati di dekat sekolah.
Seorang guru sejarah sekolah menengah di Prancis ditikam sampai mati di dekat sekolah. //AP Photo/Michel Euler/

PR PANGANDARAN – Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan beredarnya kabar seorang guru Sekolah Menengah di Paris meninggal dunia karena dipenggal.

Seorang guru tersebut dipenggal diduga usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

Pihak berwenang Paris menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 16 Oktober 2020 pukul 5 sore di Conflans-Sainte-Honorine barat laut Paris.

Baca Juga: Di Balik Demo Thailand: Cabut Hukum Lese Majeste hingga Tolak Kendali Harta Kerajaan Miliaran Dolar

Terkait hal tersebut, tersangka ditembak mati oleh patroli polisi tidak jauh dari lokasi kejadian.

Korban diidentifikasi sebagai guru sejarah dan geografi Sekolah Menengah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada wartawan di tempat kejadian menyampaikan, seorang guru tersebut dipenggal lantaran mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Bikin Terpingkal dan Terharu, 6 Rekomendasi Variety Show Korea Siap Temani Santai di Akhir Pekan

“Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajar, dia mengajar murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi,” ujarnya.

Setelah mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, pihak berwenang Paris menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan motif balas dendam atas ditunjukannya karikatur Nabi Muhammad, dan menganggap peristiwa tersebut sebagai serangan teroris.

Dalam hal ini, Marcon menegaskan bahwa pihak berwenang akan menindak tegas dan cepat kasus tersebut.

Baca Juga: Bongkar Misteri di Balik Demo Pemuda Thailand hingga Salam Tiga Jari ala Hunger Games Kompak Dipakai

“Rekan kami diserang dan dibunuh secara keji, menjadi korban teroris Islam. Mereka tidak akan menang. Kami akan bertindak tegas, mereka tidak akan bisa memecah belah kita,” ujarnya.

Marcon menjelaskan, peristiwa tersebut sama persis dengan peristiwa penembakan tahun 2015 lalu terhadap Charlie Hebdo, sebuah surat kabar satir yang menerbitkan kartun yang menggambarkan kemiripan Nabi Muhammad, yang sangat dilarang oleh agama Muslim.

Kedua penyerang dalam penembakan tahun 2015 tersebut tercatat mengatakan bahwa mereka telah membalas dendam kepada nabi saat mereka melarikan diri dari tempat kejadian.

Baca Juga: Beberkan Celah dalam UU Ciptaker, Fraksi PKS Ingatkan Soal Bahaya Liberalisasi Industri Pertahanan

Bulan lalu, editor Charlie Hebdo memperingati awal persidangan dengan menerbitkan kartun baru Muhammad.

Beberapa minggu kemudian, dua orang ditikam di luar bekas kantor Charlie Hebdo di Paris dalam sebuah serangan yang kemudian dikatakan pihak berwenang telah dirancang untuk menyerang jurnalis surat kabar itu untuk kedua kalinya.

Dengan latar belakang serangan-serangan tersebut, Macron menyatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan “separatisme Islam” atau motif balas dendam yang terjadi di Paris pada bulan ini. ***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x