Network
PR PANGANDARAN – Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok mulai memanas ketika Donald Trump mulai memimpin Amerika Serikat sejak 2017 lalu.
America First yang menjadi semboyannya membawa Amerika Serikat berselisih dengan banyak negara, terutama dengan Tiongkok.
Hal ini bermula pada perselisihan di bidang perdagangan, di mana AS merasa diperlakukan tidak adil. Washington banyak memberi kemudahan namun akhirnya Beijing tidak memberi imbalan yang memadai, sehingga AS mengalami defisit dalam bidang perdagangan.
Baca Juga: Beri Ultimatum PM Thailand untuk Mundur dalam 3 Hari, Demonstran: Pertarungan Kita Belum Berakhir
"Peran Tiongkok justru semakin kuat di Ekonomi, bahkan dia bisa melakukan tekanan-tekanan tertentu terhadap Pakistan, Bangladesh dan juga ada beberapa negara di Asia Tenggara barangkali termasuk Indonesia itu yang membuat Amerika gerah," kata Pakar Ekonomi Politik Global Prof. Obsatar Sinaga kepada RRI pada Kamis, 22 Oktober 2020, dilansir oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com.
Ia mengatakan bahwa Amerika Serikat merasa kesal dengan Tiongkok karena mengambil semua sektor ekonomi yang ada, termasuk di kawasan Asia Tenggara.
Lebih lanjut, ia juga melihat kunjungan Amerika Serikat ke Indonesia sebagai rasa kekhawatiran negara Adidaya tersebut.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Jokowi akan Memimpin Indonesia dalam Tiga Periode? Tinjau Kebenarannya
"Selama ini dia tahu persis melihat bahwa ada gejala Tiongkok menguasai perekonomian dunia. Apalagi dalam situasi pandemi ini peran AS tidak terlalu diperhitungkan," tegas ia.
Artikel Rekomendasi