Ogah Ucapkan Selamat kepada Joe Biden, Presiden Meksiko: Saya Sangat Menghormati Donald Trump

- 8 November 2020, 18:10 WIB
Presiden AS, Donald Trump. /Instagram @realdonaldtrump
Presiden AS, Donald Trump. /Instagram @realdonaldtrump /

PR PANGANDARAN - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan bahwa dirinya tidak akan memberi ucapan selamat kepada pemenang pemilihan presiden AS 2020, Joe Biden dan Kamala Harris. 

Lopez Obrador mengungkapkan hal tersebut kepada awak media saat menggelar konferensi pers di Villa Hermosa, di negara bagian Tabasco, Meksiko pada Sabtu, 7 November 2020.
 
"Berkenaan dengan pemilihan AS, kami akan menunggu sampai semua masalah hukum diselesaikan," kata Lopez Obrador pada konferensi pers, seperti dilansir Pangandaran-Pikiran.Rakyat.com dari laman Reuters pada Minggu, 8 November 2020.
 
 
Hal tersebut akan dilakukannya hingga gugatan hukum yang mencuat terkait Pilpres AS 2020 benar-benar tuntas. 
 
“Saya tidak bisa memberi selamat kepada satu kandidat atau lainnya. Saya ingin menunggu sampai proses pemilihan selesai," tuturnya. 
 
Lopez Obrador menilai bahwa ucapan selamat bagi Biden cukup punya implikasi. Sehingga tidak mengucapkannya untuk saat ini merupakan bagian dari upaya nyata yang dilakukannya demi hindari perselisihan antara Meksiko dengan AS selama masa transisi seperti saat ini.
 
 
Kemenangan Joe Biden dalam ajang Pemilihan Presiden AS tak terbantahkan lagi setelah meraih kemenangan di negara bagian Pennsylvania dengan jumlah yang melampaui ambang sebanyak 270 suara elektoral.
 
Hubungan Meksiko dengan Amerika Serikat terjalin lewat kerja sama di bidang-bidang yang strategis. Kerja sama tersebut sangatlah penting. 
 
Meksiko merupakan mitra dagang utama Amerika Serikat. Nilai kerja samanya mencapai dari $600 miliar lewat perdagangan dua arah tahunan serta hubungan bilateralnya dengan negara-negara di kawasan utara.
 
 
Sementara itu, kandidat petahana Donald Trump tak menyerah begitu saja. Dirinya telah mengajukan gugatan hukum untuk menantang hasil Pilpres AS 2020.
 
Sayangnya, para pejabat pemilihan di negara bagian di seluruh negeri menyatakan bahwa rencana gugatan Trump tak berdasar. Mereka menilai tidak ada bukti penipuan yang signifikan. Bahkan para ahli hukum berani bertaruh dengan mengatakan bahwa upaya Trump tersebut tidak mungkin berhasil.
 
Lopez Obrador mengatakan bahwa kehati-hatiannya mengarah pada tindakan gegabah Trump dalam dua kali ikut serta di dalam pemilihan presiden yang dia lawan. Terutama yang berlangsung di tahun 2006 dan 2012, jauh sebelum dirinya memenangkan pencalonannya yang ketiga tahun 2018.
 
 
Tindakannya tersebut berlainan dengan ucapan selamat pada Trump dari seorang kepada mantan Presiden Bolivia, Evo Morales. 
 
Para pejabat Meksiko mengatakan bahwa keputusan yang dikeluarkan oleh presidennya itu telah lahir dari keinginan untuk tidak memprovokasi Trump, terutama dirinya kini masih menempati posisi penting di Gedung Putih.
 
"Bolivia tidak memiliki perbatasan 3.000 km dengan Meksiko. Penting untuk memiliki kedamaian selama beberapa bulan dan hubungan bertetangga yang baik," ungkap Evo Morales. 
 
 
Sementara itu, melalui kata-kata sambutannya, Lopez Obrador menuturkan bahwa keputusannya itu merupakan bagian dari "kebijaksanaan secara politik".
 
Dirinya mengatakan bahwa hubungannya dengan Trump terjalin secara baik, sedangkan Biden, telah dia kenal selama satu dekade.
 
"Presiden Trump sangat menghormati kami," katanya. Dan kami bersyukur dia tidak ikut campur," pungkasnya.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x