Network
Perombakan politik terbaru terjadi saat Peru memerangi pandemi virus korona dan diperkirakan akan menjadi kontraksi ekonomi terburuk dalam satu abad.
Baca Juga: 7 Doa Agar Keinginan Segera Dikabulkan, Sering Membaca Al Fatihah hingga Perbanyak Istighfar
Dalam kekacauan politik tersebut, masyarakat kemudian melakukan demonstrasi besar-besaran. Namun dalam pelaksanannya demonstrasi ini memakan korban.
Menurut Koordinator Nasional Hak Asasi Manusia Peru mengatakan sebanyak 112 orang terluka, serta 41 masih hilang. Sedikitnya sembilan orang menderita luka tembak.
“Merino mengundurkan diri karena tangannya berlumuran darah, dengan darah anak-anak kita,” kata Clarisa Gomez, merayakan kepergian Merino di jalan-jalan kota Lima.
Baca Juga: Pergi Bulan Madu ke Bali, Sule 'Ngebet' Punya Dua Anak dari Nathalie, Rizky Febian Pasrah: Apa Saja
Dia mengatakan anggota parlemen yang memberinya kekuasaan juga harus membayar.
Para pengunjuk rasa terus melakukan demonstrasi saat malam tiba, di mana ketenangan menjadi tegang terjadi saat orang-orang Peru menunggu keputusan Kongres tentang siapa yang akan menjadi presiden berikutnya.
Vizcarra, yang penggulingannya memicu krisis, menyebut Merino sebagai ‘diktator’ yang dipasang oleh Kongres.
Baca Juga: Pergi Bulan Madu ke Bali, Sule 'Ngebet' Punya Dua Anak dari Nathalie, Rizky Febian Pasrah: Apa Saja
Artikel Rekomendasi