"Kami telah sepakat untuk berkumpul kembali dalam waktu sekitar satu minggu dalam pertemuan virtual yang menyetujui mekanisme seleksi untuk otoritas yang akan datang," kata Williams kepada wartawan.
Baca Juga: Dituding Bagi-bagi 'Amplop' untuk Mencuri Hati Warga Solo, Gibran Balas Celotehan Netizen Lewat IG
Tapi dia mengatakan tidak ada nama yang dibahas selama pertemuan di ibu kota negara tetangga Tunisia.
"Sepuluh tahun konflik tidak dapat diselesaikan dalam satu minggu," kata Williams.
Pembicaraan itu dilakukan sebagai bagian dari proses penciptaan perdamaian yang lebih luas bersama dengan gencatan senjata militer.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Shah Rukh Khan Baper Mendengar Lesti Kejora Menyanyikan Lagu Korea, Ini Faktanya
Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional dan Tentara Nasional Libya (LNA) yang dinamai Khalifa Haftar.
Sementara para pengamat mengkritik cara para delegasi dalam pembicaraan Tunis, serta meragukan pengaruh mereka.
Sejak 2014, negara itu telah terpecah antara faksi-faksi yang bersaing yang berbasis di Tripoli, pusat GNA, dan Libya timur, tempat berbasis LNA.
Baca Juga: Jaringan Baru Narkotika Aceh-Labuhan Batu-Dumai Terdeteksi, Aksi Adu Jotos Warnai Penangkapan
Artikel Rekomendasi