GNA muncul dari perjanjian politik yang didukung PBB pada 2015, tetapi ditolak oleh faksi timur.
Tahun lalu, Haftar melancarkan serangan LNA di Tripoli yang dibatalkan GNA pada bulan Juni dengan dukungan dari Turki.
LNA sendiri didukung oleh Uni Emirat Arab, Rusia, dan Mesir.
Baca Juga: Aksi Brutal Dua Pelaku Begal Terjadi Lagi, Kini Anggota TNI yang sedang Bersepeda Jadi Korban
Jalel Harchaoui, seorang spesialis Libya di Clingendael Institute di Den Haag memperingatkan bahwa kepentingan asing dapat dengan mudah menggagalkan proses tersebut.
“Kesulitan terbesar PBB adalah adanya pangkalan militer permanen Turki dan Rusia serta perwira Emirat di lapangan,” katanya kepada kantor berita AFP.***
Artikel Rekomendasi