Protes Santun Gara-gara Frustrasi dan Kecewa, Pedagang Pasarbaru Nekat 'Botram' di Tengah Jalan

20 September 2020, 06:04 WIB
Foto: twitter @AlfonsusKim, Masyarakat Botram di Jalan Otista, Kota Bandung, Sabtu (19/9/2020) /

PR PANGANDARAN – Menggelar alas duduk beserta sajian ragam rupa makanan, pedagang Pasarbaru melakukan makan bersama alias ‘botram’ pada Sabtu, 19 September 2020.

Acara tersebut bukan sembarang botram. Mereka melakukannya di tengah Jalan Otto Iskandardinata (Otista) Bandung sebagai bentuk protes.

Botram yang digelar secara spontan itu merupakan pelampiasan rasa kecewa. Mereka protes dan kecewa atas kebijakan Pemerintah Kota Bandung yang memberlakukan buka tutup beberapa ruas jalan, termasuk Jalan Otista.

Baca Juga: 21 Warga Terjangkit Covid-19, Bupati Rudy: Garut Masuk Tahap Darurat, Akses Kampung Ditutup

"Ini adalah aksi protes yang santun dilakukan oleh para pedagang dan karyawan, atas kebijakan Pemerintah Kota Bandung yang memberlakukan kebijakan buka tutup jalan. Ini sangat menyulitkan bagi para pedagang," kata Ketua Himpunan Pedagang Pasarbaru Bandung (HP2B), Iwan Suherman seperti dikutip dari rri.co.id pada Sabtu, 19 September 2020.

Pemerintah telah memberlakukan buka tutup di lima ruas jalan sejak Jumat, 18 September 2020 dan akan berlangsung hingga 14 hari ke depan selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).

Lima ruas jalan tersebut adalah Jalan Asia-Afrika – Tamblong, Jalan Otto Iskandardinata (Otista) – Suniaraja, Jalan Purnawarman – Martadinata, Jalan Merdeka – Riau, dan Jalan Merdeka Aceh.

Baca Juga: Dongkrak Ekonomi Jabar Lewat Jutaan Masker Scuba, Kini Berujung Dilema, Begini 'Kegalauan' Kusmana

Jalan-jalan tersebut ditutup pada pagi hari pukul 09.00 – 11.00 WIB. Sedangkan malam hari ditutup pada pukul 22.00 – 06.00 WIB.

Terkait kebijakan buka tutup jalan tersebut, Iwan melanjutkan bahwa perekonomian para pedagang dan karyawan di Pasarbaru sangat terdampak akibat pandemi Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berkali-kali ditetapkan di bulan lalu.

“Pedagang Pasarbaru Bandung betul-betul merasakan dampak negatif. Di mana jam penutupan tersebut adalah jam orang-orang berkunjung ke Pasarbaru," tegas Iwan.

Baca Juga: Sembunyikan Kabar Positif Covid-19 sang Ibu, Anak Elvy Sukaesih: Maaf, Kami Tidak Ingin Bikin Panik

Pihaknya merasa prihatin kepada para pedagang hingga melakukan aksi spontan tersebut di tengah jalan dan disaksikan banyak orang.

"Saya melihat ini adalah fenomena sosial yang dilakukan para pedagang yang frustasi dengan keadaan," ucap Iwan.

Menurut Iwan, para pedagang berharap Pemerintah Kota Bandung meninjau ulang kebijakannya untuk buka tutup jalan. Bila perlu kebijakan tersebut harus diakhiri.

Baca Juga: Marak Terjadi Penipuan Lewat Telepon, Pelaku Ngaku Kena Tilang hingga Ancam Korban Bayar Kas Negara

"Kebijakan Pemerintah Kota Bandung harus ditinjau kembali, sekaligus membatalkannya," tegas Iwan. 

Pihaknya memahami bahwa permasalahan Covid-19 di Kota Bandung ini harus dikendalikan oleh pemerintah. Namun diharapkan pemerintah pun memperhatikan soal ekonomi warganya.

"Sesuatu yang bertujuan sangat baik. Tapi kehidupan ekonomi kami juga sangatlah penting untuk dipertimbangkan. Pencegahan Covid-19 tetap jalan dan perekonomian kami juga berjalan. Sehingga timbul keseimbangan buat semua," ungkap Iwan.

Terkait kebijakan pemberlakuan buka tutup ruas jalan di Kota Bandung, HP2B akan melayangkan surat protes terhadap Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung yang merupakan Wali Kota Bandung, Oded M. Daniel.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler