Pertanian di Pangandaran Dinilai 'Tidak Sehat', Tata Niaga yang Tidak Adil Disebut Menyengsarakan Petani

- 1 Maret 2021, 16:30 WIB
Seorang petani sedang beraktivitas di sawah di areal pertanian kawasan Pangandaran
Seorang petani sedang beraktivitas di sawah di areal pertanian kawasan Pangandaran /kabar-priangan,com/ Agus Kusnadi/

"Namun petani menjadi kalangan terlemah dalam rangkaian pasar hasil bumi," kata Ihsan.

Sebagaimana diberitakan oleh Kabar-Priangan.com dalam artikel yang berjudul 'Pelajar dan Maha Siswa Pangandaran Soroti Tata Niaga Pertanian di Pangandaran yang Tak Sehat' Ihsan menambahkan, hasil panen petani seperti harga jual padi dan beras ditentukan oleh pengepul yang memiliki modal untuk membeli hasil bumi petani.

Baca Juga: Tragis, 860 Ekor Sapi di Kapal Karim Allah Bakal Disuntik Mati Serentak, Ini Alasannya

"Harusnya petani menjadi pihak yang menentukan harga pangan lantaran mereka yang mengetahui berapa modal produksi dalam satu musim," ujarya.

Ihsan menuturkan, petani merupakan kaum terhormat karena tidak digaji pun pergi keladang untuk menggarap sawah dan kebutuhan. Mereka murni berusaha dari keringat dan tenaga yang sudah dilakukan.

"Perlu ada kajian dan analisa yang maksimal untuk memutus mata rantai transaksi yang tidak sehat agar petani makmur dan kebutuhan pangan tetap stabil," tuturnya.

Baca Juga: Berkali-kali Tertawa Nonton Pria Mabuk Kena Razia, Arie Untung: Pancasila Tak Pernah Sejalan dengan Miras!

Ihsan berharap, pemerintah berperan aktif untuk melindungi petani dari kondisi transaksi yang tidak sehat tersebut.

Ketika pemerintah sudah memiliki peran, tunjukkan bagian mana yang sudah dilakukan dan apa hasilnya," kata Ihsan.

Ihsan berpesan, regulasi dalam melindungi petani jangan hanya sebuah lembaran tulisan yang bukan realita agar petani sejahtera.

Halaman:

Editor: Imas Solihah

Sumber: Kabar Priangan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x