Pertanian di Pangandaran Dinilai 'Tidak Sehat', Tata Niaga yang Tidak Adil Disebut Menyengsarakan Petani

- 1 Maret 2021, 16:30 WIB
Seorang petani sedang beraktivitas di sawah di areal pertanian kawasan Pangandaran
Seorang petani sedang beraktivitas di sawah di areal pertanian kawasan Pangandaran /kabar-priangan,com/ Agus Kusnadi/

Baca Juga: 5 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Indonesia Senin 1 Maret 2021, Jawa Barat Termasuk?

Sedangkan Milna (28), maha siswi Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung asal Pangandaran mengatakan, persoalan petani di Pangandaran yang tidak sejahtera, lantaran kurang maksimalnya advokasi atau perlindungan yang dilakukan pemerintah.

"Seharusnya pemerintah bisa menggabungkan antara pertanian dengan pariwisata agar melahirkan agrowisata," kata Milna.

Milna menambahkan, saat masyarakat menanam sebuah komoditas pertanian, seharusnya pemerintah hadir membantu memberikan pencerahan pasar yang layak.

Baca Juga: Murka Karyanya Dihapus dari Spotify, Tablo Epik High: Kenapa Seniman dan Fans Menderita karena Bisnis Serakah

"Dalam menentukan harga pun jangan dimonopoli oleh kalangan tengkulak saja, libatkan petani dalam sebuah penentu kesepakatan harga," kata Milna.*** (Agus Kusnadi/Kabar-priangan.pikiran-rakyat.com).

PETANI sedang beraktivitas di sawah. Tata niaga atau pemasaran hasil bumi petani di Kabupaten Pangandaran yang tak sehat, menjadi salah satu indikator buruknya perekonomian petani.* 

 

Halaman:

Editor: Imas Solihah

Sumber: Kabar Priangan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x