Marak Hoaks saat Pandemi, Bamsoet: Infodemik Lebih Berbahaya Daripada Covid-19

25 November 2020, 21:53 WIB
Bamsoet Kandidat Ketua IMI periode 2020-2024 /antara

PR PANGANDARAN - Maraknya pemberitaan yang beragam terkait isu-isu yang terjadi di dunia termasuk masalah pandemi Covid-19 membuat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo mengingatkan kembali tentang bahaya infodemik.

Hal itu disampaikannya pada saat pengukuhan Pengurus Pusat Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) periode 2020-2025.

Infodemik adalah informasi yang menyesatkan atau hoaks yang beredar di media sosial tentang pemberitaan seputar pandemi Covid-19.

Baca Juga: Tak Bisa Perbaiki Ketegangan 'Dalam Semalam', Tiongkok Kecam Joe Biden dan Sebut 'Presiden Lemah'

Bahkan Bambang Soesatyo menilai bahwa infodemik bisa menjadi lebih berbahaya dibanding dengan penyebaran Pandemi Covid-19.

Pasalnya, berbagai informasi dapat diakses dan tersebar dengan cepat hingga menjangkau berbagai belahan dunia termasuk informasi yang menyesatkan.

Dengan banyaknya jenis pemberitaan yang tersebar membuat pembaca kesulitan mengenali berita yang benar dan yang salah.

Baca Juga: Catat! Ini Kriteria dan Cara untuk Mendapatkan Vaksin Covid-19 Berbayar, Salah Satunya Lewat App

Lebih berbahaya lagi apabila pembaca menyikapi berbagai pemberitaan yang menyesatkan tersebut dengan cara yang salah.

“Infodemik dinilai bisa lebih berbahaya dari virus Covid-19 itu sendiri. Karena, informasi menyesatkan yang demikian cepat menyebar, menjadikan publik kesulitan mengidentifikasi hal yang benar dan yang salah sehingga menyikapi dan menindaklanjuti informasi tersebut dengan cara yang juga salah,” ujar Bambang Soesatyo yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara News pada Rabu, 25 November 2020.

Masih menurut pendapatnya, infodemik yang berbahaya ini lebih mengarah kepada informasi yang diberitakan secara berlebihan sehingga menghambat pencarian solusi karena terlalu berkutat pada masalah yang berlebihan tersebut dan bukan kepada solusi atas masalah yang tengah dihadapi.

Baca Juga: Imbau Warga untuk Patuh Prokes Covid-19, Jakarta Tak Segan untuk Tarik Kembali 'Rem Darurat' PSBB

Ada 2.020 konten yang memuat infodemik yang ditemukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi hingga per tanggal 20 Oktober 2020.

Hal ini cukup membahayakan karena tidak semua orang dapat menyaring dan dapat menyikapi beredarnya infodemik di media sosial.

Oleh sebab itu, selain dirinya, Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Direktur Jenderal badan kesehatan Dunia (WHO) pun bahkan memberi peringatan keras akan hadirnya infodemik.

Baca Juga: Ditangkap atas Dugaan Korupsi Benih Lobster, Ini Barang Berharga Edhy Prabowo yang Disita oleh KPK

Meski di tengah pandemi ini membuat semua sektor termasuk dunia jurnalisme menjadi ikut terdampak, Kepala Badan Bela Negara FKPPI menyampaikan agar insan media tetap memberikan pemberitaan secara profesional.

“Dengan berbagai keterbatasan gerak dan berbagai tantangan yang dihadapi, saya sangat berharap insan media tetap mengedepankan profesionalisme, menyajikan muatan pemberitaan yang mencerdaskan, dan memprioritaskan kepentingan publik,” ujarnya mengimbau.

Untuk mencapai tujuan tersebut, JMSI dideklarasikan agar ekosistem pers tetap terjaga profesionalitasnya.

Baca Juga: Pamer Kenakan Rok Pendek Seharga Rp20,3 Juta, Luna Maya Bikin Netizen Tercengang: Mehong Banget

“JMSI yang dideklarasikan pada 8 Februari 2020 di Banjarmasin, lahir dari keinginan kuat para pengelola media siber di berbagai daerah untuk membangun ekosistem pers yang sehat dan profesional. Tujuan dan niat mulia tersebut patut didukung oleh segenap pemangku kepentingan, terutama para insan pers,” ujar Bambang Soesatyo.

Bambang Soesatyo berharap selain agar tetap terjaga profesionalitasnya, juga hadirnya pemberitaan yang sehat dapat dimunculkan agar tidak menyesatkan.

“Hadirnya pemberitaan yang sehat juga dapat menjadi penyeimbang sekaligus filter atas masih maraknya informasi menyesatkan yang begitu mudah tersebar melalui berbagai platform media sosial, baik yang bersifat malinformasi,” ujarnya menegaskan. ***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler