NGERI! 99 Pasien Telah Meninggal Dunia, Ditemukan 15 Sampel Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak

20 Oktober 2022, 19:00 WIB
Pemerintah menemukan 15 jenis obat sirup yang menjadi penyebab gagal ginjal pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia. /Mohamed_hassan/

PANGANDARAN TALK - Dalam dua bulan terakhir terjadi lonjakan kasus gagal ginjal akut pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia yang disinyalir disebabkan oleh konsumsi obat sirup.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kini tengah berkoordinasi agar kasus yang telah menewaskan 99 anak tersebut segera berhenti.

Langkah yang akan dilakukan Kemenkes beserta BPOM adalah menentukan produk obat sirup mana saja yang mengandung bahan kimia perusak ginjal.

Baca Juga: Pulau Dewata Dilanda Bencana Banjir dan Longsor, Pemain Persib ini Sampaikan Bela Sungkawa

Jika sudah ditemukan, maka seluruh produk obat sirup tersebut akan ditarik secepatnya dari pasaran.

"Jadi sekarang, kami berkoordinasi dengan BPOM supaya bisa cepat dipertegas, itu obat-obatan mana saja yang harus kita tarik," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kota Serang, Banten, Kamis (20/10/2022), dikutip Pangandaran Talk dari Antara.

Budi menjelaskan, pihaknya menemukan tiga jenia zat kimia berbahaya pada berbagai jenis dan merek obat sirup yang beredar.

Baca Juga: MIRIS! Kunjungan Presiden FIFA Ke Indonesia Tuai Reaksi Negatif Masyarakat, Diusir?

Ketiga jenis zat kimia berbahaya itu adalah ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE), yang ditemukan pada 15 sampel produk obat sirup.

Penelitian obat sirup yang dimaksud, kata Menkes, yakni obat yang tengah digunakan pasien gangguan ginjal akut.

Lebih detail Budi mengatakan, zat kimia berbahaya itu terdeteksi dalam organ pasien melalui penelitian terhadap 99 pasien balita yang meninggal dunia akibat gagal ginjal di Indonesia.

Baca Juga: Luizinho Passos Ungkap Dua Rahasia Penting Timnas Indonesia, Sorot Shin Tae Yong?

"Kami tarik dan ambil darahnya, kami lihat ada bahan kimia berbahaya merusak ginjal. Kemudian kami datangi rumahnya, kami minta obat obatan yang dia minum, itu mengandung juga bahan-bahan tersebut," terang Budi.

Menurutnya, dalam menyikapi kasus ini pemerintah tegas untuk melindungi masyarakat dari risiko gagal ginjal.

Terlebih, kata dia, secara keseluruhan jumlah kasus pasien meninggal dunia akibat gagal ginjal di Indonesia rata-rata telah mencapai 70 orang per bulan.

Baca Juga: Kekhawatiran Memuncak, Umuh Muchtar Desak PSSI Tentang Dua Hal

"Yang terdeteksi di Indonesia sekitar 35 sebulan, rumah sakit sekarang sudah mulai agak penuh, kami ambil tindakan preventif," katanya.

Tindakan preventif itu di antaranya menghentikan sementara pemberian obat sirup kepada masyarakat, baik untuk usia anak maupun dewasa.

"Tahan dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korbannya balita-balita kita," tegas Budi.

Baca Juga: Apa Saja Tugas Tim Expert FIFA Selama Berkantor di Indonesia? Ini 3 Hal Penting yang Wajib Dijalankan PSSI

Meski urusan obat adalah urusan dokter, tetapi pemerintah telah secara tegas meminta seluruh dokter dan apotek-apotek di Indonesia untuk menghentikan sementara pemberian obat sirup.

Penghentian pemberian obat sirup itu akan dilakukan sampai BPOM memastikan obat mana yang sebenarnya berbahaya.

Budi mengatakan tindakan tersebut merupakan langkah kehati-hatian pemerintah demi menekan laju kasus kematian akibat gagal ginjal.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Bos PSS Sleman Tiba-tiba Nyatakan Hengkang dari Clubnya. Ini Ungkapan Terakhir Andy

"Kenapa kami ambil begitu, setiap kali kami tunda, itu ada dua atau tiga bayi meninggal, jadi kami ambil tindakan yang hati-hati," katanya.

Ia menambahkan ethylene glycol dan diethylene glycol juga menjadi penyebab kematian banyak orang di sejumlah negara.

Kasus serupa terjadi di Afrika, India, China dan sejumlah negara lainnya.***

Editor: Atep Abdilah

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler