Bukan Prioritas, WHO Sebut Lockdown Jalan Terakhir dalam Menangani Pandemi Covid-19

15 Oktober 2020, 15:50 WIB
WHO /who.int

PR PANGANDARAN – Seorang pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. David Nabarro meminta kepada para pemimpin dunia untuk tidak sembarangan menerapkan pengamanan wilayah (lockdown) dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 karena dinilai memiliki dampak negatif terhadap perekonomian.

Menurutnya, lockdown seharusnya menjadi pilihan jalan terakhir dalam menangani pandemi Covid-19 jika dirasa semua cara yang sudah dilakukan selama ini dinilai tidak ampuh.

"Kami di WHO tidak menganjurkan untuk melakukan lockdown yang sebagai upaya utama untuk mengendalikan penyebaran virus," kata Nabarro dalam wawancara dengan majalah The Spectator, seperti dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari New York Post pada Senin, 12 Oktober 2020.

 Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan

"Lockdown bisa dilakukan guna memberi kita waktu untuk melakukan mengatur kembali organisasi, penguatan kelompok, menyeimbangkan sumber daya dan melindungi para tenaga medis yang kelelahan, tetapi secara garis besar, kami memilih untuk tidak melakukannya," ujar Nabarro.

Nabarro juga menyebutkan bahwa pembatasan secara ketat akan membawa dampak yang sangat buruk terutama bagi keberlangsungan roda perekonomian secara global.

“Lockdown hanya membawa pada satu dampak yang tidak boleh dikesampingkan juga hal tersebut membuat masyarakat yang berada di bawah garis perekonomian menengah ke bawah kian melarat," ujar Nabarro.

Baca Juga: Jerman Bertarung dengan Gelombang 2 Covid-19, Merkel Minta Anak Muda Hentikan Berpesta saat Pandemi

Selain berdampak negatif terhadap roda perekonomian, dia juga mengatakan bahwa akan berakibat negatif terhadap negara yang menumpukan perekonomiannya dari sektor pariwisata.

"Coba kita lihat apa yang terjadi terhadap industri pariwisata di Karibia atau Pasifik yang hanya karena orang-orang memilih untuk tidak berlibur.

"Lihat juga hal apa yang sudah terjadi terhadap petani dengan skala kecil di seluruh dunia. Apa jadinya terhadap tingkat kemiskinan. Nampaknya kita malah meningkatkan tingkat kemiskinan di seluruh dunia pada tahun depan. Bahkan mungkin kita juga akan meningkatkan tingkat gizi buruk terhadap anak-anak," ujar Nabarro.

Baca Juga: Kabar Bahagia! Negara Miskin Anggota G20 Kini Bisa Perpanjang Pembekuan Utang akibat Covid-19

Namun semua pernyataan yang dilontarkan oleh Nabarro kepada publik justru 180 derajat berbeda dengan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menyarankan supaya negara-negara tidak terburu-buru melonggarkan pembatasan.

"Hal terakhir yang harus dilakukan oleh semua negara di dunia adalah membuka sekolah serta melakukan kegiatan niaga, tetapi malah kembali ditutup karena lonjakan kasus," ujar Tedros.

Dia juga ikut menyarankan agar seluruh negara di dunia kian gencar melakukan pemeriksaan, serta penelusuran kontak supaya mereka dapat memiliki pijakan data yang akurat dalam rangka untuk memutuskan kapan akan kembali membuka kegiatan perdagangan dan mengakhiri lockdown.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler