Cegah Anak di Bawah Umur Terlibat Demo, Pelajar di Jakarta Selatan Wajib Mengisi Absen Tiga Kali

16 Oktober 2020, 18:01 WIB
Ilustrasi pelajar demo. /ANTARA

PE PANGANDARAN - Gelombang penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law terus bergulir sejak disahkan pada Senin, 5 Oktober 2020 lalu. Tak hanya mahasiswa dan buruh, aksi unjuk rasa pun ditunggangi oleh pelajar yang jelas masih di bawah umur.

Suku Dinas (Sudin) Pendidikan bersama Polres Metro Jakarta Selatan mencegah keterlibatan pelajar dalam demonstrasi dengan mewajibkan para peserta didik mengisi absensi tiga kali, pada pagi, siang dan sore.

Hal ini disampaikan Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Agustinus Agus Rahmanto usai rapat koordinasi dengan Suku Dinas Pendidikan Kota Jakarta Selatan di Mako Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Mojang Asal Bandung Diklaim Miliki Senyum Serupa Lisa BLACKPINK

"Kita kumpul berdiskusi bersama Sudin Pendidikan, akhirnya kita sepakat ternyata kita paham dari Sudin sudah mempunyai ada alat warning (peringatan) dan pemberitahuan dari pihak sekolah maupun orang tua," kata Agus, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara.

Agus menjelaskan, alur pencegahan yang disepakati dengan alur. Polisi akan memberitahukan kepada Sudin Pendidikan terkait adanya rencana aksi pada H-1. Informasi tersebut ditindaklanjuti oleh Sudin Pendidikan untuk memberitahukan setiap sekolah dan juga orang tua murid.

"Sekolah akan memberikan tugas kepada para siswa dan absen pagi, siang dan sore. Plus orang tua juga memantau keberadaan anaknya," kata Agus.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bisa Sebabkan 3 Masalah Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Pakar UGM

Menurut Agus, keterlibatan para pelajar dari aksi demonstrasi menjadi perhatian publik terlebih aksi unjuk rasa berakhir ricuh.

Tak jarang para pelajar jenjang pendidikan SMP dan SMA/SMK tersebut hanya ikut-ikutan aksi tanpa mengetahui maksud dari aksi yang mereka lakukan.

Sejumlah pelajar yang diamankan hendak ikut aksi unjuk rasa mengaku ikut-ikutan aksi karena mendapat ajakan dari media sosial.

Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Geruduk Istana Negara, BEM SI: Pemerintah Berusaha Mencuci Otak Rakyat

"Kalau yang demo buruh, itu kan harusnya massanya buruh, begitu juga yang demo mahasiswa, pelajar ini kan belum mahasiswa dan bukan juga buruh," kata Agus.

Selama pengamanan aksi demonstrasi dari tanggal 7-13 Oktober 2020, Polres Metro Jakarta Selatan telah mengamankan 288 pelajar yang hendak ikut demonstrasi di Istana Merdeka.

Dari jumlah tersebut sebanyak 57 orang berasal dari 28 sekolah jenjang SMP dan SMA di wilayah Jakarta Selatan

Baca Juga: Sentil Ridwan Kamil Soal Ganti Nama Provinsi Jabar, LAK Galuh Pakuan: Tidak Sepatutnya Disampaikan

Agus menambahkan, fenomena pelajar ikut aksi demonstrasi diperkirakan meningkat. Polisi tidak bisa sendiri dalam melakukan pencegahan, namun perlu peran sekolah dan orang tua murid mengawasi.

Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan Joko Sugiarto mengatakan pihaknya telah mewanti-wanti setiap sekolah untuk mencegah siswa ikut aksi demonstrasi.

"Jadi kita kirim kepada kepala sekolah dan initinya anak-anak terap lakukan belajar dari rumah (BDR). Absennya pagi, siang dan sore. Absen dengan waktu tersebut tentunya terbatas harus di rumah," kata Joko.

Baca Juga: Resmi Menikah! Tangis Nikita Willy Pecah Usai Akad, Indra Priawan: Sudah Berakhir dan Bahagia

Untuk mengoptimalkan waktu belajar di rumah, pihak sekolah juga memberikan tugas tambahan kepada seluruh siswa yang dilakukan di atas jam satu sampai selesai.

"Tugas itu juga disampaikan ke gurunya. Kemudian, kita berikan informasi juga ke sekolah agar disampaikan kepada ortu murid masing-masing," kata Joko.

Selain absesi, upaya pengawasan dilakukan lewat pertemuan secara virtual untuk SMP (kelas 7,8,9). Untuk yang SMA (kelas 10,11,12) perwakilan orang tua murid dan seluruh siswa.

Baca Juga: Tegas Tolak Pemberian Mobil Dinas untuk KPK, Dewas: Kami Sudah Diberikan Tunjangan Transportasi

"Artinya terjadi diskusi antara pihak sekolah dan ortu murid," ujar Joko.

Upaya mencegah pelajar ikut aksi demonstrasi dan terlibat kisruh dengan aparat juga disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengimbau kepada orang tua untuk ikut mengawasi para pelajar.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler