Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora Tewas, Polisi Buru 4 Orang Lainnya

- 19 September 2021, 18:50 WIB
Ilustrasi. Polisi masih memburu 4 orang lainnya usai tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur atau MIt, Ali Kalora.
Ilustrasi. Polisi masih memburu 4 orang lainnya usai tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur atau MIt, Ali Kalora. /Pexels/Jakson Martins

PR PANGANDARAN - Pasukan keamanan Indonesia telah membunuh pemimpin kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), yang memiliki hubungan dengan Negara Islam ISIS, kata polisi pada Minggu 19 September 2021.

Sebuah operasi gabungan oleh personel militer dan polisi itu menewaskan Ali Kalora dalam baku tembak di sebuah desa di pulau Sulawesi pada Sabtu sore.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Pangandaran.com dari Channel News Asia, militan lain yang diidentifikasi sebagai Jaka Ramadhan, yang dikenal sebagai Ikrima, juga ditembak mati, kata polisi dan perburuan sedang dilakukan untuk empat anggota MIT lainnya.

Baca Juga: Media Asing Soroti Pemimpin Kelompok Militan MIT yang Tewas dalam Baku Tembak

Bahan peledak, senapan M16, dan dua parang ditemukan, bersama dengan bukti lain dari aktivitas militan, setelah serangan itu.

Kalora mengambil alih sebagai pemimpin MIT setelah pasukan keamanan membunuh pemimpin sebelumnya, Santoso, pada 2016.

Pihak berwenang percaya MIT berada di balik pembunuhan brutal terhadap empat penduduk desa di Sulawesi Tengah pada November 2020, meskipun kelompok itu tidak mengaku bertanggung jawab.

Baca Juga: KKB Teroris Papua Ngaku Tak Takut Pasukan Setan TNI: Kami Tak Akan Mundur Selangkah Pun

Mantan pimpinannya, Santoso, pernah menjadi militan paling dicari di Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Santoso adalah salah satu militan pertama di Indonesia yang berjanji setia kepada ISIS.

Ridwan Habib, seorang analis terorisme di Universitas Indonesia, mengatakan kelompok MIT yang berbasis di Sulawesi tidak mungkin selamat dari kematian pemimpinnya, meskipun ia menduga anggotanya yang buron akan terus memerangi pasukan keamanan.

Baca Juga: Diduga Masuk Jaringan Teroris, 2 DPO dari Anggota MIT Tewas Ditembak Aparat Satgas di Poso

“Bagian dari ideologi mereka adalah mencari kematian karena mereka percaya kematian akan membawa mereka ke surga. Dengan kematian pimpinan mereka, mereka juga akan mencari kematian,” kata Ridwan.

“Saya tidak yakin akan ada pembentukan kembali (MIT) atau pemimpin baru yang terpilih,” tambahnya.

Polisi bulan lalu menangkap 53 gerilyawan yang diduga merencanakan serangan pada hari kemerdekaan Indonesia.

Serangan militan Islam paling mematikan di Indonesia terjadi di pulau Bali pada tahun 2002, saat itu bom bunuh diri menewaskan 202 orang, kebanyakan dari mereka adalah turis asing.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x