Demo Massa Penolakan Omnibus Law Berpotensi Meningkatkan Virus Corona, Simak Penjelasan dari Ahli

- 9 Oktober 2020, 15:25 WIB
Personel kepolisian berusaha membubarkan pengunjuk rasa menggunakan water canon saat demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Aksi tersebut berakhir ricuh. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
Personel kepolisian berusaha membubarkan pengunjuk rasa menggunakan water canon saat demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Aksi tersebut berakhir ricuh. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww. /WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO

"Saat Lebaran kemarin saja, tidak berapa lama ada peningkatan kasus padahal aktivitas kumpul-kumpul tidak terlalu besar. Bisa dibayangkan kalau kemudian interaksi dalam kerumunan terjadi sedemikian besar," kata Riris di Yogyakarta. 

Riris mengatakan, di dalam kerumunan massa sebesar itu tidak menutup kemungkinan para pengunjuk rasa dapat terkontaminasi dari virus.

Baca Juga: Jokowi Terkesan 'Hilang' Tak Temui Pendemo, Rizal Ramli: Jangan Kabur-kabur Dong, Katanya Pemberani

"Lalu siapa yang bisa menjamin mereka tidak kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, lalu entah menyentuh mulutnya atau matanya dalam kerumunan yang sebegitu besar," kata dia.

Riris juga menyampaikan akan sulit untuk mengingat, dan melacak kontak erat yang dilakukan, saat berunjuk rasa yang terbukti terdapat kasus virus corona.

"Bagaimana mau tracing kalau kita tidak kenal orang di sekitar kita, kalau di pasar masih mungkin mengingat orang yang kontak, tetapi kalau di kerumunan sulit mengingat," kata dia.***

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah