Junta Militer Myanmar Ucapkan Makasih pada Rusia, Setelah Jadi Pemasok Senjata

24 Juni 2021, 08:15 WIB
Rusia kembali menjadi pemasok senjata pada junta militer Myanmar, sehingga makin memperkuat kekuasaan negara bermasalah itu. /REUTERS/Stringer//

PR PANGANDARAN - Ketika sejumlah negara di Asia Tenggara berusaha mencari solusi untuk Myanmar yang dikuasai kudeta militer, Rusia malah kembali menjadi pemasok senjata utama yang memperkuat kekuasaan militer dari negara Asia Tenggara yang bermasalah itu.

Diketahui Myanmar pecah kudeta militer yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada Februari lalu, kini Rusia tetap mendukung sekutunya

Selain menjadi pemasok senjata, Rusia memperingatkan Barat agar tidak memberikan sanksi kepada junta militer Myanmar.

“Berkat Rusia, tentara kami telah menjadi salah satu yang terkuat di kawasan ini,” demikian pernyataan kantor berita Rusia TASS mengutip pernyataan kepala junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu selama pertemuan di Moskow.

Baca Juga: Nasib Zodiak Cancer, Leo dan Virgo Hari Ini 24 Juni 2021: Tenangkan Pikiran dengan Ikuti Kata Hatimu

Lebih lanjut, pemimpin junta militer itu menyatakan persahabatan antara Rusia dan Myanmar menjadi semakin kuat.

“Myanmar bagi kami adalah mitra strategis yang telah teruji waktu dan sekutu yang dapat diandalkan,” kata Shoigu, seraya menambahkan bahwa kerja sama militer adalah “komponen penting” dari hubungan Rusia-Myanmar.

Sebagai informasi, Min Aung Hlaing berada di Moskow untuk menghadiri konferensi keamanan internasional tiga hari yang dimulai Selasa dan mempertemukan para pejabat pertahanan dari seluruh dunia.

Ini adalah perjalanan kedua pemimpin junta ke luar negeri sejak ia merebut kekuasaan.

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Kamis, 24 Juni 2021: SCTV, NET TV, RCTI, dan TV One, Ada Ikatan Cinta

Pada Senin, ia bertemu dengan kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev, dengan keduanya sepakat untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara mereka.

Min Aung Hlaing kemudian bertemu dengan kepala pengekspor senjata negara Rosoboronexport, Alexander Mikheyev, untuk membahas "potensi kerjasama teknis militer," kata seorang juru bicara junta.

Sementara itu, sejak Februari 2021, tindakan brutal junta terhadap perbedaan pendapat telah menewaskan sedikitnya 870 warga sipil, menurut sebuah kelompok pemantau lokal.

Baca Juga: Heboh Kalung Gigi Mirip Milik Ayu Ting Ting Rp8 M, Desainer Perhiasan: Kalung Ginian Jauh, Gak Sampai!

Meskipun Kremlin mengatakan "prihatin" dengan korban sipil, Moskow telah berusaha untuk mengembangkan hubungan dengan junta.

Hingga pada Maret 2021 lalu, seorang wakil menteri pertahanan Rusia bergabung dengan parade tahunan yang menampilkan kekuatan militer Myanmar, termasuk jet, tank, dan helikopter buatan Rusia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler